Chat WhatsApp
Info Beasiswa
Semarang Ungaran Ambarawa Kendal Weleri Kaliwungu Salatiga Pusat Ensiklopedia
Brosur PMB Universitas
Pendaftaran Online
  • Home
  • Maksud dan Tujuan
  • Pendaftaran Mahasiswa
  • Kampus Maps
  • Program Studi
  • Uang/Biaya Perkuliahan
  • Apa Keunggulannya
  • Pelaksanaan Pendidikan
  • Batas Waktu Kuliah
  1. Ensiklopedia Dunia
  2. Hanacaraka
Hanacaraka
KLIK DISINI UNTUK MELIHAT PENGUMUMAN SBMPTN 2022

Hanacaraka adalah sebutan untuk sejumlah aksara serumpun yang terutama digunakan di pulau Jawa dan Bali. Istilah ini paling umum digunakan untuk merujuk pada aksara Jawa dan aksara Bali, serta juga digunakan untuk merujuk pada aksara sejenis yang merupakan turunan atau modifikasi dari kedua aksara tersebut.

Asal Nama

Nama Hanacaraka berasal dari lima huruf pertama dalam deret tradisional aksara Jawa. Hal ini setara dengan kata "alfabet" yang berasal dari nama dua huruf pertama dalam alfabet Yunani (A-B, alfa-beta) serta kata "abjad" yang berasal dari empat huruf pertama dalam abjad Arab (ا-ب-ج-د, alif-ba-jim-dal). Dalam urutan tersebut, ke-20 aksara dasar yang digunakan dalam bahasa Jawa modern membentuk sebuah pangram yang sering kali dikaitkan dengan legenda Aji Saka, meski variasi cerita yang berbeda-beda dapat ditemukan di berbagai sumber dan daerah.[1][2] Terdapat berbagai macam tafsiran mengenai makna filosofis dan esoteris yang konon terkandung dalam urutan dan legenda asal-usul hanacaraka.[3][4]

Deret Hanacaraka Jawa
Hanacaraka legend 1.png Hanacaraka legend 2.png Hanacaraka legend 3.png Hanacaraka legend 4.png
ꦲꦤꦕꦫꦏ ꦢꦠꦱꦮꦭ ꦥꦝꦗꦪꦚ ꦩꦒꦧꦛꦔ
(h)ana caraka
ada dua utusan
data sawala
yang berselisih pendapat
padha jayanya
sama kuatnya
maga bathanga
inilah mayat mereka

Deret hanacaraka telah digunakan oleh masyarakat Jawa pra-kemerdekaan setidaknya sejak abad ke-15 ketika ranah Jawa mulai menerima pengaruh Islam yang signifikan,[1] kemudian baru diadaptasi di Bali pada akhir abad ke-19 sehubungan dengan dikenalkannya sekolah rakyat dan buku pelajaran cetak yang telah duluan lumrah di Jawa pada masa tersebut.[5] Terdapat beberapa perbedaan antara urutan hanacaraka yang digunakan untuk bahasa Jawa dengan bahasa non-Jawa, berikut contohnya antara hanacaraka Jawa dan Bali:

Perbandingan deret Hanacaraka Jawa dan Bali
Jawa ha/a1 na ca ra ka da ta sa wa la pa dha2 ja ya nya ma ga ba tha3 nga
Nglegena ha.png
ꦲ
Nglegena na.png
ꦤ
Nglegena ca.png
ꦕ
Nglegena ra.png
ꦫ
Nglegena ka.png
ꦏ
Nglegena da.png
ꦢ
Nglegena ta.png
ꦠ
Nglegena sa.png
ꦱ
Nglegena wa.png
ꦮ
Nglegena la.png
ꦭ
Nglegena pa.png
ꦥ
Uniform height Murda da.png
ꦝ
Nglegena ja.png
ꦗ
Nglegena ya.png
ꦪ
Nglegena nya.png
ꦚ
Nglegena ma.png
ꦩ
Nglegena ga.png
ꦒ
Nglegena ba.png
ꦧ
Nglegena tha.png
ꦛ
Nglegena nga.png
ꦔ
Bali ha/a1 na ca ra ka da ta sa wa la ma ga ba nga pa ja ya nya
Bali Ha.png
ᬳ
Bali Na.png
ᬦ
Bali Ca.png
ᬘ
Bali Ra.png
ᬭ
Bali Ka.png
ᬓ
Bali Da.png
ᬤ
Bali Ta.png
ᬢ
Bali Sa.png
ᬲ
Bali Wa.png
ᬯ
Bali La.png
ᬮ
Bali Ma.png
ᬫ
Bali Ga.png
ᬕ
Bali Ba.png
ᬩ
Bali Nga.png
ᬗ
Bali Pa.png
ᬧ
Bali Ja.png
ᬚ
Bali Ya.png
ᬬ
Bali Nya.png
ᬜ
Catatan

^1 berperan ganda sebagai fonem /ha/ dan /a/ tergantung kata yang bersangkutan
^2 /ɖa/ sebagaimana dha dalam kata bahasa Jawa "padha"
^3 /ʈa/ sebagaimana tha dalam kata bahasa Jawa "kathah"

Bunyi retrofleks tha /ʈa/ dan dha /ɖa/ yang digunakan dalam bahasa Jawa merupakan bunyi yang relatif tidak lazim dalam bahasa Austronesia dan tidak digunakan oleh bahasa-bahasa yang bertetangga dengan bahasa Jawa. Dalam bahasa Bali, pelafalan huruf tha ꦛ dan dha ꦝ dianggap sama dengan ta ꦠ dan da ꦢ, sehingga deret hanacaraka versi Bali tidak menganggap tha dan dha sebagai huruf dasar. Hal ini juga terjadi dalam penulisan bahasa Sunda.

Aksara Jawa

Artikel utama: Aksara Jawa

Aksara Jawa, juga dikenal sebagai Carakan atau Dentawyanjana,[6] adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di pulau Jawa. Aksara ini terutama digunakan untuk menulis bahasa Jawa, tetapi dalam perkembangannya juga digunakan untuk menulis beberapa bahasa daerah lainnya seperti bahasa Sunda, Madura, Sasak, dan Melayu, serta bahasa historis seperti Sanskerta dan Kawi. Aksara Jawa merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi dan berkerabat dekat dengan aksara Bali. Aksara Jawa aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari masyarakat Jawa sejak pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-20 sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebagai bagian dari muatan lokal, tetapi dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.[7][8]

Dalam perkembangannya hingga abad ke-20, aksara Jawa digunakan di seantero pulau Jawa pada masa ketika komunikasi antarwilayah sering kali sulit. Akibatnya, aksara Jawa memiliki berbagai langgam historis dan kedaerahan yang digunakan silih-berganti seiring waktu.[9] Berbagai langgam daerah tersebut, termasuk pula aksara Jawa yang digunakan untuk bahasa non-Jawa seperti bahasa Sunda (Cacarakan) dan bahasa Madura, umum dikenal sebagai hanacaraka. Tradisi tulis aksara Jawa terutama terpupuk di lingkungan keraton pada pusat-pusat budaya Jawa seperti Yogyakarta dan Surakarta, tetapi naskah beraksara Jawa dibuat dan dipakai dalam berbagai lapisan masyarakat Jawa dengan intensitas penggunaan yang bervariasi antardaerah. Di daerah Jawa Barat, semisal, aksara Jawa terutama digunakan oleh kaum ningrat Sunda (ménak) akibat pengaruh politik wangsa Mataram di ranah Sunda sejak abad ke-17.[10] Namun begitu, kebanyakan masyarakat Sunda pada periode waktu yang sama lebih umum menggunakan abjad Pegon yang diadaptasi dari abjad Arab.[11]

Aksara Bali

Artikel utama: Aksara Bali

Aksara Bali, adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Bali. Aksara ini terutama digunakan untuk menulis bahasa Bali, Sanskerta, dan Kawi, tetapi dalam perkembangannya juga digunakan untuk menulis beberapa bahasa daerah lainnya seperti bahasa Sasak dan Melayu dengan tambahan dan modifikasi. Aksara Bali merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi dan berkerabat dekat dengan aksara Jawa. Aksara Bali aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari masyarakat Bali sejak pertengahan abad ke-15 hingga kini dan masih diajarkan di Bali sebagai bagian dari muatan lokal, meski penerapannya dalam kehidupan sehari-hari telah berkurang.[12]

Dalam masyarakat Bali dan Lombok pra-kemerdekaan, aksara Bali aktif digunakan dalam berbagai lapisan masyarakat untuk menuliskan sastra dengan cakupan yang luas dan beragam. Sastra Bali digubah menggunakan sejumlah bahasa; Sastra umum digubah dengan bahasa Bali halus yang menggunakan banyak kosakata Kawi, sementara sastra klasik dengan derajat yang tinggi, semisal kakawin, digubah sepenuhnya dengan bahasa Kawi dan Sanskerta. Dalam perkembangannya, berkembang pula genre sastra seperti gĕguritan yang dapat digubah menggunakan bahasa Bali sehari-hari dan bahkan bahasa Melayu.[13][14] Selain itu, sastra Sasak di Lombok juga banyak digubah menggunakan bahasa Jawa halus, dan beberapa digubah dengan bahasa Sasak.[15]

Rujukan

  1. ^ a b Robson 2011, hlm. 13-14.
  2. ^ Rochkyatmo 1996, hlm. 8-11.
  3. ^ Rochkyatmo 1996, hlm. 35-41.
  4. ^ Rochkyatmo 1996, hlm. 51-58.
  5. ^ Hinzler 1993, hlm. 463.
  6. ^ Poerwadarminta, W.J.S (1939). Baoesastra Djawa (dalam bahasa Jawa). Batavia: J.B. Wolters. ISBN 0834803496. 
  7. ^ Behrend 1996, hlm. 161.
  8. ^ Everson, Michael (2008-03-06). "Proposal for encoding the Javanese script in the UCS" (PDF). ISO/IEC JTC1/SC2/WG2. Unicode (N3319R3). 
  9. ^ Behrend 1996, hlm. 162.
  10. ^ Moriyama 1996, hlm. 166.
  11. ^ Moriyama 1996, hlm. 167.
  12. ^ Everson, Michael; Suatjana, I Made (2005-01-23). "Proposal for encoding the Balinese script in the UCS" (PDF). ISO/IEC JTC1/SC2/WG2. Unicode (N2908). 
  13. ^ Rubenstein 1996, hlm. 138.
  14. ^ Creese, Helen (August, 2007). "Curious Modernities: Early Twentieth-Century Balinese Textual Explorations" (PDF). The Journal of Asian Studies. 66 (3): 729.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
  15. ^ Meij 1996, hlm. 155-156.

Daftar pustaka

  • Behrend, T E (1996). "Textual Gateways: the Javanese Manuscript Tradition". Dalam Ann Kumar; John H. McGlynn. Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Lontar Foundation. ISBN 0834803496. 
  • Hinzler, H I R (1993). "Balinese palm-leaf manuscripts". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 149 (3). doi:10.1163/22134379-90003116. 
  • Meij, Dick van der (1996). "Outpost of Traditions: the Island of Lombok". Dalam Ann Kumar; John H. McGlynn. Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Lontar Foundation. ISBN 0834803496. 
  • Moriyama, Mikihiro (Juni 1996). "Discovering the 'Language' and the 'Literature' of West Java: An Introduction to the Formation of Sundanese Writing in 19th Century West Java" (PDF). Southeast Asian Studies. 34 (1): 151–183. 
  • Robson, Stuart Owen (2011). "Javanese script as cultural artifact: Historical background". RIMA: Review of Indonesian and Malaysian Affairs. 45 (1-2): 9-36. 
  • Rochkyatmo, Amir (1996-01-01). Pelestarian dan Modernisasi Aksara Daerah: Perkembangan Metode dan Teknis Menulis Aksara Jawa (PDF). Direktorat Jenderal Kebudayaan. 
  • Rubinstein, Raechelle (1996). "Leaves of Palm: Balinese Lontar". Dalam Ann Kumar; John H. McGlynn. Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Lontar Foundation. ISBN 0834803496. 
  • Suasta, I B Made (1996). Modernisasi dan Pelestarian Perkembangan Metode dan Teknik Penulisan Aksara Bali (PDF). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • l
  • b
  • s
Aksara Jawa
Aksara nglegena (20 aksara dasar)
ꦲ
Ha
ꦤ
Na
ꦕ
Ca
ꦫ
Ra
ꦏ
Ka
ꦢ
Da
ꦠ
Ta
ꦱ
Sa
ꦮ
Wa
ꦭ
La
ꦥ
Pa
ꦝ
Dha
ꦗ
Ja
ꦪ
Ya
ꦚ
Nya
ꦩ
Ma
ꦒ
Ga
ꦧ
Ba
ꦛ
Tha
ꦔ
Nga
8 Aksara murda
ꦟ
Na
ꦑ
Ka
ꦡ
Ta
ꦯ
Sa
ꦦ
Pa
ꦘ
Nya
ꦓ
Ga
ꦨ
Ba
Aksara swara
(5 aksara vokal)
dan 2 Aksara gantèn
ꦄ
A
ꦆ
I
ꦈ
U
ꦌ
E
ꦎ
O
 
ꦊ
Nga lelet
ꦉ
Pa cerek
Angka
꧑
1
꧒
2
꧓
3
꧔
4
꧕
5
꧖
6
꧗
7
꧘
8
꧙
9
꧐
0
 
Aksara tambahan
5 Aksara mahaprana
(arkais)
ꦰ
Sa
ꦞ
Dha
ꦙ
Ja
ꦜ
Tha
ꦣ
Da
 
7 Tidak digunakan
/ dipertentangkan
ꦅ
I Kawi
ꦇ
Ii (aksara Jawa)
ꦐ
Ka Sasak
ꦋ
Nga lelet Raswadi
ꦖ
Ca Murda
ꦘ
Nya Murda
ꦍ
Ai
 
Sandhangan (Tanda diakritik)
6 Sandhangan swara
(pembentuk vokal)
ꦶ
Wulu
ꦼ
Pepet
ꦸ
Suku
ꦺ
Taling
ꦴ
Tarung / raswadi
꦳
Cecak telu
 
4 Sandhangan panyigeg
(penutup suku kata)
ꦃ
Wignyan
ꦁ​
Cecak
ꦂ
Layar
꧀
Pangkon
 
3 Sandhangan wyanjana
(tengah suku kata)
ꦿ
Cakra
ꦽ
Cakra keret
ꦾ
Péngkal
 
5 Vokal pajang
(arkais)
ꦀ
Panyangga -ṃ
ꦷ
Wulu melik / dirga melik
ꦹ
Suku mendut / dirga mendut
ꦻ
Dirga mure
ꦵ
Tolong (aksara Jawa)
 
Pada (simbol)
8 Tanda baca
 
꧊
Adeg
꧋
Adeg-adeg
꧈
Pada lingsa
꧉
Pada lungsi
꧇
Pada pangkat
꧅
Pada luhur
꧄
Pada madya
꧃
Pada andhap
Kombinasi tanda baca
dan aksara
꧋꧐꧋
Pada guru
꧉꧐꧉
Pada pancak
꧅ꦧ꧀ꦕ꧅
Purwa pada
꧅ꦟ꧀ꦢꦿ꧅
Madya pada
꧅ꦆ꧅
Wasana pada
8 Hiasan dan simbol arkais
꧁ ꧂ ꧌ ꧍ ꧆ ꧏ ꧞ ꧟
Rerenggan Pada piseleh Pada windu Pangrangkep Pada tirta tumetes Pada isen-isen
  • l
  • b
  • s
Aksara Bali
Aksara suara
(Vokal)
A
A kara
I
I kara
U
U kara
Ṛ
Ra repa
Ḷ
La lenga
E
E kara
O
O kara
 
Warga Kanthya
(Konsonan
langit-langit belakang
)
Ka
Ka
Kha
Ka mahaprana
Ga
Ga
Gha
Ga gora
Nga
Nga
Ha
Ha
 
Warga Talawya
(Konsonan langit-langit)
Ca
Ca
Cha
Ca laca
Ja
Ja
Jha
Ja jera
Nya
Nya
Sha
Sa saga
 
Warga Murdhanya
(Konsonan tarik-belakang)
Ṭa
Ta latik
Ḍa
Da madu
Ṇa
Na rambat
Ṣa
Sa sapa
 
Warga Dantya
(Konsonan gigi)
Ta
Ta
Tha
Ta tawa
Da
Da
Dha
Da madu
Na
Na
Sa
Sa danti
 
Warga Osthya
(Konsonan bibir)
Pa
Pa
Pha
Pa kapal
Ba
Ba
Bha
Ba kembang
Ma
Ma
 
Aksara ardhasuara
(Semivokal)
Ya
Ya
Ra
Ra
La
La
Wa
Wa
 
  • l
  • b
  • s
Pangangge (tanda diakritik)
Pangangge suara
(tanda vokalisasi)
a
Pepet
a
Tedung
i
Ulu
ī
Ulu sari
ṛ
Guwung macelek
u
Suku
ū
Suku ilut
e
Taling
ai
Taling detya
Pangangge tengenan
h
Bisah
r
Surang
ng
Cecek
-
Adeg-adeg
 
Pangangge aksara
(tanda semivokalisasi)
y
Nania
w
Suku kembung
r
Guwung
 
  • l
  • b
  • s
Ceciren ring babawosan (tanda baca)
 
,
Carik
.
Carik kalih
.
Pasalinan
:
Pamungkah
"
Idem
‘
Panten
“
Pamada
 
  • l
  • b
  • s
Jenis-jenis aksara
Gambaran
  • Sejarah tulisan
  • Grafem
Daftar
  • Aksara
    • belum diuraikan
    • penemu
    • buatan
  • Bahasa menurut aksara / catatan tertulis pertama
Jenis
Abjad
  • Arab Selatan Kuno
  • Arab Utara Lama
  • Arab
    • Jawi
    • Pegon
  • Aram
    • Hatran
  • Fenisia
    • Ibrani Kuno
  • Hieroglif Mesir
  • Ibrani
    • Ashuri
    • Kursif
    • Rashi
    • Solitreo
  • Mani
  • Nabath
  • Pahlewi
    • Mazmur Pahlewi
  • Punik
  • Proto-Sinai
  • Samaria
  • Sogdi
  • Suryani
  • Steno Pitman
  • Steno Teeline
  • Tifinagh
  • Ugarit
Abugida
Brahmi
Utara
  • Bhaiksuki
  • Bhujimol
  • Brāhmī
  • Dewanagari
  • Dogra
  • Gujarat
  • Gupta
  • Gurmukhī
  • Kaithī
  • Khojki
  • Khudabad
  • Kotak Zanabazar
  • Laṇḍā
  • Lepcha
  • Limbu
  • Mahajani
  • Manipur
  • Marchen
    • Drusha
    • Marchung
    • Pungs-chen
    • Pungs-chung
  • Modi
  • Multan
  • Nāgarī
  • Nagari Selatan
  • Nagari Sylhet
  • Nagari Timur
    • Assam
    • Bengali
  • Nandinagari
  • Pracalit (Newah)
  • Oriya
    • Karani
  • ʼPhags-pa
  • Ranjana
  • Sarada
  • Siddhaṃ
  • Soyombo
  • Takri
  • Tibet
    • Uchen
    • Umê
  • Tirhuta
  • Tokharia
Selatan
  • Ahom
  • Bhattiprolu
  • Burma
  • Chakma
  • Cham
  • Divehi
  • Fakkham
  • Goykanadi
  • Grantha
  • Kadamba
  • Kannada
  • Karen
  • Khmer
  • Lao
  • Leke
  • Malayalam
  • Pallawa
  • Pyu
  • Saurashtra
  • Sinhala
  • Tai Le
  • Tai Lue Baru
  • Tai Noi
  • Tai Tham
  • Tai Viet
  • Tamil
  • Tamil-Brahmi
  • Telugu
  • Thai
  • Tulu
  • Vatteluttu
    • Kolezhuthu
    • Malayanma
Kawi
  • Bali
  • Batak
  • Baybayin
    • Buhid
    • Hanunó'o
    • Kapampangan
    • Tagbanwa
  • Buda
  • Jawa
  • Lontara
    • Bilang-bilang
  • Makassar
  • Sunda Kuno
    • Sunda
  • Surat Ulu
    • Incung
    • Lampung
    • Rejang
Lainnya
  • Aborigin Kanada
    • Siksiká
    • Silabis Déné
  • Braille bahasa Jepang
  • Buri Wolio
  • Fox I
  • Geʽez
  • Gunjala Gondi
  • Jenticha
  • Kharosthi
  • Mandombe
  • Masaram Gondi
  • Meroi
  • Miao
  • Mwangwego
  • Pahawh Hmong
  • Steno Boyd
  • Steno Thomas
  • Thaana
Alfabet
Linear
  • A-Chik Tok'birim
  • Abkhaz
  • Adlam
  • Albania Kaukasus
  • Armenia
  • Avesta
  • Avoiuli
  • Bassa Vah
  • Borama
  • Buryat
  • Caria
  • Coelbren
  • Coorgi–Cox
  • Deseret
  • Elbasan
  • Etruria
  • Evenki
  • Fox II
  • Georgia
    • Asomtavruli
    • Mkhedruli
    • Nuskhuri
  • Glagol
  • Gotik
  • Greko-Iberia
  • Hangeul
  • Hongaria Kuno
  • IPA
  • Italik Kuno
  • Jenticha
  • Kaddare
  • Kayah Li
  • Kiril
    • Kiril Awal
  • Klingon
  • Komi
  • Koptik
  • Latin
  • Lisu Tua
  • Luo
  • Lyd
  • Lyk
  • Manchu
  • Manda
  • Medefaidrin
  • Mongolia
  • Mru
  • Neo-Tifinagh
  • N'Ko
  • Ogham
  • Ol Chiki
  • Osage
  • Osmanya
  • Pau Cin Hau
  • Perm Kuno
  • Rohingya Hanif
  • Rune
  • Side
  • Somalia
  • Sorang Sompeng
  • Steno Cross
  • Steno Duployé
  • Steno Gabelsberger
  • Steno Gregg
  • Syaw
  • Tifinagh
  • Todo
  • Tolong Siki
  • Orkhon
  • Uighur Kuno
  • Vietnam
  • Visible Speech
  • Vithkuqi
  • Wancho
  • Warang Citi
  • Yunani
  • Zaghawa
Non-linear
  • Alfabet Moon
  • Bendera maritim
  • Braille
  • Kode telegraf
  • New York Point
  • Semafor bendera
Ideogram dan piktogram
  • Adinkra
  • Aztek
  • Simbol Bliss
  • Dongba
  • Ersu Shaba
  • Emoji
  • IConji
  • Isotype
  • Kaidā
  • Míkmaq
  • Mixtec
  • Nsibidi
  • Hieroglif Ojibwe
  • Siglas poveiras
  • Testerian
  • Yerkish
  • Zapotec
Logogram
Tionghoa
Aksara Han
  • Sederhana
  • Rumit
  • Tulang Ramalan
  • Perunggu
  • Segel
  • Hanja
  • Idu
  • Kanji
  • Chữ Nôm
  • Zhuang
Dipengaruhi Tionghoa
  • Jurchen
  • Aksara besar Khitan
  • Sui
  • Tangut
Logosilabis lainnya
  • Anatolia
  • Bagam
  • Kreta
  • Epi-Olmek
  • Maya
  • Proto-Elam
  • Yi (Kuno)
Logokonsonan
  • Demotik
  • Hieratik
  • Hieroglif Mesir
Sistem bilangan
  • Hindu-Arab
    • Arab Barat
    • Arab Timur
    • Angka Hindu
  • Abjad
  • Loteng (Yunani)
  • Muiska
  • Romawi
Semisilabis
Penuh
  • Keltiberia
  • Iberia Timur Laut
  • Iberia Tenggara
  • Khom
Pengulangan
  • Espanca
  • Pahawh Hmong
  • Aksara kecil Khitan
  • Hispania Kuno Barat Daya
  • Zhuyin fuhao
Isyarat
  • ASLwrite
  • SignWriting
  • si5s
  • Notasi Stokoe
Silabis
  • Afaka
  • Bamum
  • Bété
  • Byblos
  • Aborigin Kanada
  • Cherokee
  • Siprus
  • Sipro-Minoa
  • Ditema tsa Dinoko
  • Eskayan
  • Geba
  • Danau Algonquin
  • Iban
  • Idu
  • Jepang
    • Hiragana
    • Katakana
    • Man'yōgana
    • Hentaigana
    • Sogana
    • Jindai moji
  • Kikakui
  • Kpelle
  • Linear B
  • Linear Elamite
  • Lisu
  • Loma
  • Nüshu
  • Nwagu Aneke
  • Persia Kuno
  • Sumeria
  • Vai
  • Woleai
  • Yi (Baku)
  • Yugtun
  • l
  • b
  • s
Braille ⠃⠗⠁⠊⠇⠇⠑
Braille cell
  • 1829 braille
  • International uniformity
  • ASCII braille
  • Unicode braille patterns
Braille scripts
French-ordered
  • Afrika Selatan
  • Albania
  • Azerbaijan
  • Belanda
  • Ceska
  • Esperanto
  • Ghana
  • Guarani
  • Filipino
  • Hawaii
  • Hungaria
  • Inggris (Inggris Tunggal)
  • Iñupiaq
  • IPA
  • Irlandia
  • Italia
  • Jerman
  • Kanton
  • Katalan
  • Latvia
  • Lituania
  • Luksemburg (diperluas menjadi 8 dot)
  • Malta
  • Māori
  • Navajo
  • Nigeria
  • Polandia
  • Portugis
  • Prancis
  • Romania
  • Samoa
  • Slowakia
  • Spanyol
  • Mandarin Taiwan (sebagian besar disusun ulang)
  • Tiongoha daratan
  • Turki
  • Vietnam
  • Wales
  • Yugoslavia
  • Zambia
Keluarga Nordik
  • Estonia
  • Faroe
  • Islandia
  • Sami Utara
  • Skandinavia
    • Denmark
    • Finlandia
    • Greenland
    • Norwegia
    • Swedia
Russian lineage family
i.e. Cyrillic-mediated scripts
  • Belarusia
  • Bulgaria
  • Kazakh
  • Kyrgyz
  • Mongolia
  • Rusia
  • Tatar
  • Ukraina
Egyptian lineage family
i.e. Arabic-mediated scripts
  • Arab
  • Persia
  • Urdu (Pakistan)
Indian lineage family
i.e. Bharati Braille
  • Devanagari (Hindi / Marathi / Nepali)
  • Bengali (Bangla / Assam)
  • Gujarat
  • Kannada
  • Malayalam
  • Odia
  • Punjab
  • Sinhala
  • Tamil
  • Telugu
  • Urdu (India)
Other scripts
  • Amharic
  • Armenia
  • Burma
  • Kamboja
  • Dzongkha (bahasa Bhutan)
  • Georgia
  • Yunani
  • Ibrani
  • Inuktitut (reassigned vowels)
  • Thai dan Lao (Japanese vowels)
  • Tibet
Reordered
  • Braille bahasa Algeria (obsolete)
Frequency-based
  • Braille bahasa Amerika (obsolete)
Independent
  • Chinese semi-syllabaries
    • Kanton
    • Mandarin Tionghoa daratan
    • Mandarin Taiwan
    • Two-cell Chinese (Shuangpin)
  • Jepang
  • Korea
Eight-dot
  • Luksemburg
  • Kanji
  • Gardner–Salinas braille codes (GS8)
Symbols in braille
  • Braille music
  • Canadian currency marks
  • Computer Braille Code
  • Gardner–Salinas braille codes (science; GS8/GS6)
  • International Phonetic Alphabet (IPA)
  • Nemeth braille code
Braille technology
  • Braille e-book
  • Braille embosser
  • Braille translator
  • Braille watch
  • Mountbatten Brailler
  • Optical braille recognition
  • Perforation
  • Perkins Brailler
  • Refreshable braille display
  • Slate and stylus
  • Braigo
Persons
  • Louis Braille
  • Charles Barbier
  • Valentin Haüy
  • Thakur Vishva Narain Singh
  • Sabriye Tenberken
  • William Bell Wait
Organisations
  • Braille Institute of America
  • Braille Without Borders
  • Japan Braille Library
  • National Braille Association
  • Blindness organizations
  • Schools for the blind
  • American Printing House for the Blind
Other tactile alphabets
  • Decapoint
  • Moon type
  • New York Point
  • Night writing
  • Vibratese
Related topics
  • Accessible publishing
  • Braille literacy
  • RoboBraille
  • l
  • b
  • s
Sistem tulisan elektronik
  • Emotikon
  • Emoji
  • Kaomoji
  • iConji
  • Leet
  • Unicode
-->
Pusat Layanan

UNIVERSITAS STEKOM PUSAT
Jl. Majapahit 605 Semarang, Jawa tengah Indonesia
Phone: 081-777-5758
Email: pmb@stekom.ac.id