Bendungan Tiu Suntuk | |
---|---|
![]() | |
Lokasi | Mujahidin, Brang Ena, Sumbawa Barat |
Koordinat | 8°47′38″S 116°55′35″E / 8.793855°S 116.926385°E |
Kegunaan | Serbaguna |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | 2019 |
Mulai dioperasikan | 2024 |
Biaya konstruksi | Rp 1,4 triliun |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum |
Kontraktor | Nindya Karya dan Pembangunan Perumahan |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi (thalweg) | 58 m |
Panjang | 361,92 m |
Lebar puncak | 12 m |
Membendung | Sungai Ene |
Waduk | |
Kapasitas normal | 55.900.000 m3 |
Luas genangan | 312,09 hektar |
Bendungan Tiu Suntuk adalah sebuah bendungan yang dibangun di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat untuk membendung aliran dari Sungai Ene.[1]
Sejarah
Pada tahun 2017, terjadi banjir setinggi 30 hingga 100 centimeter di tiga kabupaten di Pulau Sumbawa, karena intensitas hujan yang tinggi, sehingga membuat 32.000 orang warga harus mengungsi dan lahan pertanian tergenang. Bendungan ini kemudian mulai dibangun pada tahun 2019,[1] dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Mei 2024.
Manfaat
Bendungan ini diharapkan dapat mengairi lahan pertanian seluas 1.743 hektar di Taliwang dan Brang Ene yang kekurangan air di musim kemarau, mengurangi debit banjir di musim hujan sebesar 425,68 meter kubik per detik, dan menyediakan air baku sebanyak 0,68 meter kubik per detik. Air yang terbendung oleh bendungan ini juga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui PLTMH berkapasitas 0,81 MW.[1][2]
Referensi
- ^ a b c Joga, Nirwono dan Soetomo, Agus (2020). 75 Bendungan Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. hlm. 206–209. ISBN 978-623-94752-4-6.
- ^ Bendungan Tiu Suntuk
Pranala luar
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.