الإسراء al-Isrā' Memperjalankan di Malam Hari | |
---|---|
![]() | |
Klasifikasi | Makkiyah |
Nama lain | Surah Bani Israil |
Juz | 15 |
Jumlah ruku | 12 |
Jumlah ayat | 111 |
Jumlah ayat sajdah | 1 (ayat 107) |
Jumlah kata | 1.558 |
Jumlah huruf | 6.643 |
Surah Al-Isra'ʾ (bahasa Arab: الإسرا, translit. al-Isrā', har. 'Memperjalankan di Malam Hari')[1] adalah surah ke-17 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Kata Isra' merujuk pada ayat pertama surah ini yang mengisahkan Isra Mikraj nabi Islam Muhammad. Surah ini merupakan salah satu surah al-Musabbihat karena surah ini diawali dengan memuji Allah.
Nama lain surah ini, Banī Isrāʾīl (bahasa Arab: بني إسرائيل, har. 'Anak-anak Israel')[2] dikaitkan dengan kisah Bani Israil pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 serta 101 hingga 104. Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa Bani Israil, yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah. Dihubungkannya kisah Isra Mikraj dengan riwayat Bani Israil pada surah ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Berdasarkan asbabunnuzul surah ini, surah ini termasuk ke dalam surah Makkiyah.
Isi
- Isyarat kepada umat Islam sebagai sebuah umat yang akan menjadi besar
- Isra dari Makkah ke Baitulmaqdis (Yerusalem) sebagai penghormatan kepada Muhammad (1)
- Penghormatan terhadap Musa dengan menurunkan Taurat (2–3)
- Kehancuran Bani Israil karena tidak mengikuti ajaran Taurat (4–8)
- Al-Qur'an sebagai petunjuk menuju jalan yang benar (9–12)
- Tiap-tiap orang memikul dosanya sendiri (13–22)
- Beberapa tata krama pergaulan (23–41)
- Sanggahan terhadap orang yang mempersekutukan Allah (42–44)
- Orang-orang kafir tidak dapat memahami Al-Qur'an (45–48)
- Cara membantah keingkaran orang-orang musyrik (49–57)
- Kaum yang ingkar pasti mendapatkan hukuman (58–60)
- Permusuhan dan godaan Setan terhadap manusia yang menyebabkan kekufuran (61–65)
- Peringatan tentang nikmat Allah dan beberapa kejadian pada Hari Kiamat (66–72)
- Perlawanan terhadap Muhammad akan gagal, seperti pada nabi terdahulu (73–77)
- Petunjuk-petunjuk Allah dalam menghadapi tantangan (78–85)
- Tantangan dari Muhammad terhadap manusia yang ingin menandingi Al-Qur'an (86–93)
- Keingkaran orang-orang kafir dan bantahan terhadapnya (94–100)
- Beberapa kisah Musa sebagai pelipur kesusahan hati Muhammad (101–111)
Ayat-ayat penting
Perjalanan malam hari Muhammad

Surah ini mendapatkan namanya pada ayat pertama surah ini, yang dalam berbagai riwayat hadis, mengisahkan Isra', yakni perjalanan malam hari Nabi Muhammad dari Masjidilharam ke sebuah tempat yang makna harfiahnya adalah "masjid yang jauh". Lokasi yang disebutkan dalam ayat 1 surah ini adalah masjidil-aqṣa,[3] umumnya merujuk pada Masjidilaqsa (yakni, Bukit Bait Suci) di Yerusalem. Yerusalem (atau al-Quds) tidak disebutkan secara langsung di dalam al-Qur'an, tetapi ayat pertama surah ini menjelaskan bahwa Nabi melakukan Isra' dari Masjidilharam ke "Masjidilaqsa":
Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dalam tradisi Muslim, telah disepakati bahwa Masjidilaqsa adalah masjid yang terletak di Yerusalem (yakni, Bukit Bait Suci), sedangkan Masjidilharam merujuk pada masjid di Makkah. Surah ini juga mengisahkan nabi lainnya, misalnya Musa. Surah yang termasuk dalam Makkiyah ini diwahyukan beberapa waktu sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Seperti surah Makkiyah lainnya, surah ini memuat perintah untuk bertauhid dan beriman kepada nabi. Namun, surah ini juga memuat perintah untuk salat, terkhususnya salat lima waktu yang mulai diperintahkan sejak Nabi mi'raj ke Sidratulmuntaha. Tambahannya lagi, surah ini memuat perintah untuk menjauhi perzinaan, menghormati kedua orang tua, bersabar dalam berbagai cobaan, serta bersabar dalam berjuang melawan kaum musyrikin Makkah kala itu.
Neraka
Ayat 17:8 mengisahkan Neraka yang telah disediakan bagi siapa saja yang menolak agama Allah:
Mudah-mudahan Tuhanmu melimpahkan rahmat kepadamu. Akan tetapi, jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Kami jadikan (neraka) Jahanam sebagai penjara bagi orang-orang kafir.
Namun, Allah dapat mengampuni seluruh dosa-dosanya apabila orang-orang tersebut benar-benar tobat. Namun, hukuman juga dijatuhkan bagi seseorang yang mengingkari Akhirat (ayat 7:10):
...dan sesungguhnya bagi orang-orang yang tidak beriman pada akhirat telah Kami sediakan bagi mereka azab yang sangat pedih.
Hari Pengadilan Terakhir
Ayat 17:13 hingga 17:15 dan 17:71 memuat nasib manusia pada Hari Pengadilan Terakhir, apakah mereka mendapat rahmat atau azab:
Setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang dia terima dalam keadaan terbuka. (Dikatakan,) “Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai penghitung atas (amal) dirimu.” Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya (akibat) kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa (seseorang) hingga Kami mengutus seorang rasul.
Ayat 17:71 menyatakan bahwa setiap umat di Hari Pengadilan Terakhir akan dipanggil oleh Allah bersama pemimpinnya.
(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya. Maka, siapa yang diberi catatan amalnya di tangan kanannya, mereka akan membaca catatannya (dengan bahagia) dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.
Dalam kitab Syiah, Kitab al-Kafi, disebut bahwa Ja'far ash-Shadiq ditanya mengenai tafsir ayat 17:71 ("(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya..."), lalu ia menjawab bahwa itu adalah Imam atau pemimpin yang hidup bersama mereka dan ia adalah Mahdi, al-Qa'im pada masa itu.[4]
Dzul-Qurba
Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.[5]
Ayat ini berhubungan dengan kisah Nabi Muhammad saat memberikan tanah Fadak kepada putrinya Fatimah.[6][7]
Malaikat dan jin
Ayat 17:70 menjelaskan bahwa Allah telah melebihkan manusia "di atas segala makhluk", termasuk malaikat dan jin.
Bani Israil
Ayat 17:104 berbunyi: "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur’an) atau tidak usah beriman (itu sama saja bagi Allah)! Sesungguhnya orang-orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur’an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah (dengan) bersujud.'"[8]
Ath-Thabari (w. 923) menyebut 'orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya' adalah penduduk Palestina. Az-Zamakhsyari (w. 1144) menyebut orang-orang tersebut sebagai pengikut Firaun. Al-Qurthubi (w. 1272) menyebut dua-duanya.[8]
Ayat ini merupakan ayat sajdah, disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah.[9]
Referensi
- ^ "Isra' | Meaning, Islam, & Significance | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-28.
- ^ "Soorat al-Isra' is also called Soorat Bani Isra'eel - Islam Question & Answer". islamqa.info (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-28.
- ^ Ibn Kathir. Tafsir Ibn Kathir Juz' 15 (Part 15): Al-Israa (or Bani Isra'il) 1 to Al-Kahf 74. hlm. 10.
al-Masjid al Aqsa is also the sacred house which is in Jerusalem
- ^ Al-Kulayni, Abu Ja’far Muhammad ibn Ya’qub (2015). Kitab al-Kafi. South Huntington, NY: The Islamic Seminary Inc. ISBN 9780991430864.
- ^ "Tafsir Ibn Kathir (English): Surah Al Isra". Quran 4 U. Diakses tanggal 7 December 2019.
- ^ Dur al-Manthur Vol. 4, page 177 Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine.
- ^ Quran (puya) on Al-Islam.org
- ^ a b Dakake, Maria Massi (April 2015). 17, The Night Journey, al-Isrāʾ The Study Quran. San Francisco: HarperOne.
- ^ Akashi, Nur Umar. "15 Ayat Sajdah dalam Al-Qur'an Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya". detikjogja. Diakses tanggal 2025-04-01.
Pranala luar

Surah Sebelumnya: Surah An-Nahl |
Al-Qur'an | Surah Berikutnya: Surah Al-Kahf |
Surah 17 |
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.