Lokomotif BB203 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() Lokomotif BB 203 78 03 berdinas kereta api Sri Lelawangsa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Catatan kaki: [1] |
Lokomotif BB203 adalah lokomotif diesel–elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh GE Transportation dengan nomor model GE U18A1A dan transmisi daya DC-DC yang mulai beroperasi sejak tahun 1978. Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co'Co', yaitu setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, maka lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), yaitu setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki 6 motor traksi, maka lokomotif BB203 hanya memiliki 4 motor traksi.[2]
Sejarah kedatangan
Generasi pertama

Gagasan mengenai pengadaan lokomotif BB203 dan CC201 muncul ketika Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) berencana untuk mempercepat peniadaan dinasan lokomotif uap di lintas utama dengan mendatangkan lokomotif baru, yang diklaim lebih perkasa dan tangguh.[3] Namun pada tahun 1977, beban gandar jalur kereta api di lintas utara Jawa (Cirebon–Semarang–Surabaya) maupun Sumatera Selatan, belum memenuhi kriteria minimum 18 ton. Agar dapat dilewati lokomotif GE U18C (kemudian mendapat nomor kelas CC201), yang rencananya akan didatangkan oleh PJKA, maka harus dilakukan peningkatan kapasitas lintas dalam jangka menengah atau panjang.[4]
Untuk mengatasi masalah ini dalam jangka pendek, PJKA memproposalkan produksi versi ringan dari GE U18C di GE Transportation untuk alokasi Sumatera Selatan dengan mengganti susunan gandar bogie-nya dari Co'Co' menjadi (A1A)(A1A), sehingga terciptalah model "GE U18A1A". Tujuan utama dari rancang bangun tersebut adalah untuk mengurangi berat total lokomotif, sehingga beban gandarnya hanya sebesar 13,5 ton. Lokomotif tersebut didesain agar dapat beradaptasi dengan beban gandar di bawah 14 ton, yang pada masa itu masih ada di lintas utara Jawa dan juga di Sumatera Selatan.[5]
Tampilan fisik lokomotif BB203 generasi pertama sama dengan CC201 generasi pertama. Namun, sebelas lokomotif yang datang (BB 203 01–11)[6] dialokasikan untuk Sumatera Selatan, tepatnya untuk Depo Lokomotif Kertapati.[7]
Generasi kedua

Di sela-sela peluncuran Gapeka 8 Oktober 1981, PJKA melaporkan bahwa terjadi lonjakan permintaan masyarakat akan jasa layanan kereta api. Menurut PJKA, pengadaan sarana perkeretaapian baru sangat mendesak, sedangkan sarana yang berusia lebih dari 40 tahun harus segera dipensiunkan dari operasi reguler. Untuk mengejar kebutuhan sarana yang terus mendesak, Pemerintah Indonesia membentuk PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA), yang kala itu, akan fokus untuk memproduksi kereta baru untuk memenuhi kebutuhan penumpang Indonesia. Dengan didukung kucuran kredit ekspor dengan nilai yang dirasa sudah sangat besar pada waktu itu, PJKA merencanakan akan membeli lokomotif, kereta, dan gerbong baru.[8]
PJKA pun kembali berkolaborasi dengan GE Transportation untuk mengadakan lokomotif baru. Pada 27 Juni 1983, datanglah 10 unit lokomotif dari GE Transportation di Pelabuhan Tanjung Priok. Berita Yudha, mengutip dari PJKA Eksploitasi Jawa Barat (EBt), mengatakan bahwa lokomotif tersebut awalnya akan ditempatkan di Eksploitasi Sumatera Selatan.[9] Namun, karena Idulfitri 1403 H sudah semakin dekat (jatuh pada 12 Juli 1983), lokomotif tersebut, bersama dengan delapan lokomotif yang sudah dioperasikan sebelumnya, dialokasikan untuk Jawa. Namun, Eksploitasi Sumatera Selatan belum kedapatan lokomotif baru dari GE Transportation, karena PJKA merasa kesiapan lokomotif yang telah ada sebelumnya masih cukup.[10]
Eksploitasi Sumsel baru mendapat 20 unit lokomotif BB203 generasi kedua tahun produksi 1983 dalam tiga kloter. Kloter pertama, sebanyak delapan unit tiba di Pelabuhan Panjang pada 25 Juli 1983, diangkut dari GE Transportation menggunakan KM President Taylor, dan disambut dengan upacara yang dilaksanakan oleh Kepala Eksploitasi Sumsel serta jajaran PJKA Sumsel. Dalam upacara serah terima tersebut, Kepala Eksploitasi Sumsel Sayogo Pudjonarto mengatakan bahwa PJKA Eksploitasi Sumsel berencana akan memfokuskan jalur-jalur kereta apinya untuk pengoperasian kereta api batu bara untuk mendukung pasokan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya.[11] Kloter kedua lokomotif yang direncanakan tersebut akhirnya datang pada 29 Agustus 1983 sebanyak 6 buah, dan terakhir 6 September 1983 sebanyak 6 buah, serta langsung menjalani uji coba.[12] Selanjutnya, pada tahun 1985, Eksploitasi Sumsel menambah lagi delapan belas lokomotif, sehingga total keseluruhan BB203 yang beroperasi di Jawa maupun Eksploitasi Sumsel menjadi 59 unit.[6]
Modifikasi menjadi CC201
Rencana pengoperasian kereta api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) menjadi pendorong peningkatan kapasitas lintas Sumatera Selatan. Agar dapat dilalui lokomotif CC202 yang kala itu membutuhkan beban gandar 18 ton, dilakukan peningkatan jalan rel pada lintas yang akan dilalui KA Babaranjang.[2] Balai Yasa Lahat sudah melakukan ancang-ancang untuk melakukan modifikasi BB203 menjadi CC201, dengan mengganti generator dan memodifikasi wiring jenis K201 pada lokomotif BB203.[13] Begitu seluruh beban gandar lintas utara Jawa ditingkatkan menjadi 14 ton dan di Sumatra menjadi 18 ton, maka dilakukanlah modifikasi lokomotif BB203 menjadi CC201.[2]
Pelaksanaan modifikasi ini dimulai tahun 1987, setelah PJKA menandatangani kesepakatan dengan GE Transportation. Cara memodifikasi lokomotif BB203 menjadi CC201 tidak memerlukan perombakan total. Karena desain dan komponennya sama dengan CC201, maka yang akan diubah adalah sistem governor mesin agar dayanya mencapai 1.950 hp (1.450 kW), serta menambah dua motor traksi pada roda yang tidak dilengkapi motor traksi. Semua lokomotif BB203 di Jawa maupun sebagian besar di Sumatera Selatan, satu per satu mulai direhabilitasi menjadi CC201, yang pertama kali dilakukan oleh Balai Yasa Lahat, kemudian disusul Balai Yasa Yogyakarta. Untuk membedakan lokomotif hasil rehabilitasi BB203 menjadi CC201, huruf belakang tulisan nomor loko yang direhabilitasi adalah "R" (dengan pengecualian!). Contoh: CC 201 73R.[14]
Pada rapat kerja Kantor Pusat PJKA Bandung tahun buku 1987/1988 pada 9 November 1987, sebanyak sepuluh lokomotif modifikasi BB203, yang dioperasikan di Eksploitasi Sumatera Selatan diboyong ke Jawa untuk memperkuat armada lokomotif di Jawa. Lokomotif yang dimaksud adalah CC 201 73R hingga 82R, yang sudah dimodifikasi dari BB203. Bahkan rencana lanjutan tersebut adalah memodifikasi sepuluh unit BB203 menjadi CC201.[15] Dalam perkembangannya, semakin banyak lokomotif BB203 yang akhirnya ramai-ramai dimodifikasi menjadi CC201, hingga 52 dari 59 unit BB203 berhasil dimodifikasi per 2004–2005.[16] Di Sumatra Selatan, mayoritas lokomotif CC201 yang beroperasi di sana merupakan hasil rehab dari BB203.[17]
Konversi ke CC201
Berkut ini daftar lokomotif BB 203 yang diubah menjadi CC 201.[18][19][20]
1989–1990 (Balai Yasa Lahat)
BB 203 | 43 | 49 | 50 | 44 | 53 | 54 | 57 | 56 | 47 | 58 | 51 | 55 | 59 | 42 | 46 | 48 | 45 | 52 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
CC 201 | 73R | 74R | 75R | 76R | 77R | 78R | 79R | 80 | 81R | 82R | 83R | 84R | 85R | 86R | 87R | 88R | 89R | 90R |
Penomoran baru | 89 01 | 89 02 | 89 03 | 89 04 | 89 05 | 89 06 | 89 07 | 89 08 | 89 09 | 89 10 | 89 11 (afkir) | 89 12 | Afkir | 89 13R | 89 14 | 89 15 | 89 16 | 89 17 |
Keterangan:
- CC201 83R[21] dan 85R[22] adalah lokomotif yang sudah afkir karena kecelakaan.
- CC201 86R adalah lokomotif dengan kabin masinis sama dengan CC 203.[23]
- CC 201 73R–82R menjalani modifikasi pada tahun 1989–1990, berdasarkan rapat kerja PJKA 1987/1988, sedangkan 83R–90R dilakukan setelahnya.[15]
1993 (Balai Yasa Lahat)
BB 203 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
CC 201 | 111R | 112R | 113R | 114R | 115R | 116R | 117R | 118R | 119R | 120R |
Penomoran baru | 93 01R | 93 02R | 83 35 | 83 36 | 83 37 | 83 38 | 83 39 | 83 40 | 83 41 | 83 42R |
Keterangan:
- CC201 111R dan 120R adalah lokomotif dengan kabin masinis sama dengan CC 203.[23]
1998–2000 (Balai Yasa Lahat dan Yogyakarta)
BB 203 | 17 | 18 | 19 | 30 | 31 | 21 | 27 | 28 | 12 | 13 | 14 | 16 | 15 | 11 | 07 | 09 | 04 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
CC 201 | 121R | 122R | 123R | 124R | 125R | 126R | 127R | 128R | 129R | 130R | 131R | 132R | 133R | 134R | 135R | 136R | 137R |
Penomoran baru | Afkir | 83 43 | 83 44 | 83 45 | 83 46 | 99 01R | 83 47R | 99 02R | 83 48 | 83 49 (afkir) | 83 50 | 83 51 | 83 52 | 83 53 | 83 54 | 83 55 | 83 56R |

Keterangan:
- CC 201 121R[24] dan 130R[25] merupakan lokomotif yang sudah afkir.
- CC 201 134R–137R merupakan modifikasi dari lokomotif BB203 generasi pertama. Dua di antaranya, 134R dan 136R, menggunakan grill kompresor yang sama dengan CC 201 generasi I.
- CC201 129R, 130R, dan 137R adalah lokomotif dengan kabin masinis sama dengan CC 203.[23]
- CC 201 129R adalah lokomotif CC 201 berkepala hidung miring yang masih beroperasi di Pulau Jawa dan kembali menggunakan corak merah-biru Perumka dan logo KAI 2020 sejak November 2023.[26]
2004–2005 (Balai Yasa Yogyakarta)
BB 203 | 20 | 25 | 22 | 26 | 23 | 29 | 24 |
---|---|---|---|---|---|---|---|
CC 201 | 138R | 139R | 140R | 141R | 142R | 143R | 144R |
Penomoran baru | 04 01 | 04 02 | 04 03R | 04 04 | 04 05 | 04 06 | 04 07 |
Operasional
Sebaran lokomotif
Depo induk | Lokomotif |
---|---|
Medan (MDN)[27] | BB 203 02 (BB 203 78 01) SO, BB 203 05 (BB 203 78 02) SO, BB 203 06 (BB 203 78 03) SO, BB 203 08 (BB 203 78 04) SO, BB 203 10 (BB 203 78 05) SO. |
Keterangan:
- Semua nomor baru lokomotif di atas berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 45 tahun 2016.
- Sisanya belum diketahui tahun modifikasinya, tetapi pada plat nomornya tertulis: "CC 201 83 xx" dengan xx mulai dari 35 hingga 56; diduga berdasarkan tahun Mulai Dinas lokomotif semasa menjadi BB 203. Tetapi, pada kenyataan nya hanya sekitar 18 unit saja yang diberi nomor baru sesuai tahun Mulai Dinas BB 203 karena CC 201 134R - CC 201 137R berasal dari lokomotif BB 203 batch 1978.
- Dari 59 unit BB 203, sebanyak 52 unit BB 203 direhab menjadi CC 201. Sehingga tersisa 7 unit BB 203 yang belum direhab, yakni BB 203 01, 02, 03, 05, 06, 08, dan 10. 2 unit lokomotif BB 203 yakni BB 203 01 dan BB 203 03 telah dinyatakan afkir. BB 203 01 afkir karena mengalami kecelakaan di Banjarsari pada tahun 1996, sedangkan BB 203 03 afkir karena mengalami kecelakaan di Kotapadang, Bengkulu pada tahun 2001.
- Lokomotif CC 201 rehab di Jawa, Sumatera Utara dan Sumatera Barat seluruhnya sudah memakai livery KAI versi 2011 dan logo terbaru KAI versi 2020. Untuk yang dialokasikan di Sumatera Selatan dan Lampung masih menggunakan livery Perumka.
- 5 unit Lokomotif BB 203 yang masih tersisa kini sudah memakai livery KAI versi 2011 dan logo terbaru KAI versi 2020.
- Semua lokomotif BB 203 eks Divre III Palembang sudah dipasangi lampu kabut oleh Balai Yasa Pulu Brayan Medan pasca Perawatan Akhir (PA).
- Lokomotif BB 203 menggunakan terali besi yang terletak pada kaca samping kabin masinisnya.
Lihat pula
Galeri
-
BB203 78 03 dengan livery Perumka di Stasiun Lubuklinggau semasa masih di Divre III.
-
BB203 78 01 dengan CC 201 77 04 berdinas Kereta api Putri Deli
-
BB203 78 02 memasuki Stasiun Medan
-
Lokomotif BB203 berdinas Kereta api Sri Lelawangsa
-
BB203 78 05 berdinas Kereta api Sri Lelawangsa
Referensi
- ^ Hartono A.S. 2012, hlm. 113.
- ^ a b c Hartono A.S. 2012, hlm. 111.
- ^ Fauzan et al. 2010, hlm. 2-3.
- ^ "Peta Operasi Lok CC 201". Merdeka. 6 Juni 1977. Diakses tanggal 2023-05-18.
- ^ Fauzan et al. 2010, hlm. 35.
- ^ a b Hartono A.S. 2012, hlm. 79.
- ^ Hartono A.S. 2012, hlm. 81.
- ^ "Belum Mampu Imbangi Kebutuhan Masyarakat". Berita Yudha. 15 Oktober 1981.
- ^ "10 Lokomotif Baru Perkuat Angkutan Lebaran". Berita Yudha. 27 Juni 1983.
- ^ "Jangan Beli Karcis KA dari Calo2". Berita Yudha. 4 Juli 1983. hlm. 8.
- ^ "8 Buah Disel KA Untuk Eksploitasi Sumsel Baru Tiba". Berita Yudha. 30 Juli 1983.
- ^ "Seluruh Lokomotip Untuk PJKA Sumsel Sudah Datang". Berita Yudha. 27 September 1983. hlm. 4.
- ^ "PJKA Eksploitasi Sumsel Akan Pajang Lok di TMII". Berita Yudha. 5 Agustus 1986.
- ^ Fauzan et al. 2010, hlm. 36-37.
- ^ a b Laporan Rapat Kerja PJKA tahun 1987/198. Bandung: Perusahaan Jawatan Kereta Api. 9 November 1987.
- ^ Radityo, Prawiro & Prabowo 2023, hlm. 64.
- ^ Fauzan et al. 2010, hlm. 36.
- ^ Krishnamurti, Indra (6 Desember 2004). "Diesel Locomotive Roster". Kereta Api Indonesia - Indonesian Railway. Diakses tanggal 2025-03-01.
- ^ Fauzan et al. 2010, hlm. 37.
- ^ Hartono A.S. 2012, hlm. 84-86.
- ^ "Diinvestigasi, Kecelakaan KA Babaranjang di Lampung". BeritaSatu. 2012-02-19. Diakses tanggal 2025-03-01.
- ^ "KA Batubara Tabrakan di Lampung". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-07-12. Diakses tanggal 2024-12-07.
- ^ a b c Fauzan et al. 2010, hlm. 32-34.
- ^ "PT KA: Tabrakan Terjadi Karena Gerbong KA Babaranjang Lepas". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-15. Diakses tanggal 2021-02-28.
- ^ "Gerbong Penumpang KA Sancaka Selamat Karena Tertahan Lokomotif". Diakses tanggal 2025-02-19.
- ^ "KAI Daop 8 Hadirkan Lokomotif Livery Vintage Merah dan Biru - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur". kominfo.jatimprov.go.id. Diakses tanggal 2025-02-19.
- ^ Daftar Lokomotif yang Dimutasi ke Sumatra
Daftar pustaka

- Fauzan, Sudjono Arif; Gumilang, Paulus Soni; Widyanto, Bagus; Krishnamurti, Indra; Hartono A.S.; Widoyoko (2010). Misteri Lokomotif CC201. Depok: Ilalang Sakti Komunikasi. ISBN 9789791841757.
- Hartono A.S. (2012). Lokomotif & Kereta Rel Diesel di Indonesia. Depok: Ilalang Sakti Komunikasi. hlm. 147–149. ISBN 9789791841702.
- Radityo, D.; Prawiro, Y.B.C.; Prabowo, Y.S. (2023). Merekam Jejak Lokomotif Diesel di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 64 dan 70. ISBN 9789792176070.
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.