Kunyil | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Kalimantan Barat | ||||
Kabupaten | Sanggau | ||||
Kecamatan | Meliau | ||||
Kode pos | 78572 | ||||
Kode Kemendagri | 61.03.20.2010 ![]() | ||||
|
Profil Desa Kunyil
Selayang Pandang Wilayah Desa Kunyil
Kunyil adalah sebuah desa di Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Luas wilayah Desa Kunyil ialah 14.284 Ha. Adapun batas-batas wilayah Desa Kunyil ialah sebagai berikut:
BATAS | NAMA DESA |
---|---|
TIMUR | PAMPANG DUA |
BARAT | LALANG |
UTARA | HARAPAN MAKMUR |
SELATAN | KUALAN TENGAH (KABUPATEN KETAPANG) |
Desa Kunyil terdiri atas 11 Dusun, yaitu 1. Dusun Balai Putih, 2. Dusun Jaya Agung, 3. Dusun Suka Makmur, 4. Dusun Kunyil, 5. Dusun Bayor Permai, 6. Dusun Embuan, 7. Dusun Balai Tanjung, 8. Dusun Tebedak, 9. Dusun Canggam, 10. Dusun Tanjung Perak, 11. Dusun Lalau Agung.
No | Nama Dusun | Luas Wilayah | Kepala Dusun | Kepala Adat |
---|---|---|---|---|
1 | Balai Putih | ±1300 Ha | Radeni | Loncos |
2 | Jaya Agung | ±1500 Ha | Fissafari | Pius Jijat |
3 | Suka Makmur | ±800 Ha | Susi Susana | Hamdan Anong |
4 | Kunyil | ±1200 Ha | Sabinus Culik | Jemmy Dumbang |
5 | Bayor Permai | ±500 Ha | Rano | Jaeb |
6 | Embuan | ±1348 Ha | Agustinus Samsudin | Mikael Kalerek |
7 | Balai Tanjung | ±1400 Ha | Sepijo | Fransiskus Suandi |
8 | Tebedak | ±1800 Ha | Kasim Ipolitus | Marius Jadam |
9 | Canggam | ±1600 Ha | Sumiati | Ebank |
10 | Tanjung Perak | ±800 Ha | Hamidah | Dayan |
11 | Lalau Agung | ± 2000 Ha | Marsiana Mentari Andriyani | Andereas Apin |

Penduduk Desa Kunyil
Desa yang terletak di bagian pedalaman Kalimantan Barat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.902 Jiwa (Tahun 2024), dengan rincian; Laki-laki: 2007 orang, Perempuan; 1895 orang. [1]
Suku/ Etnis
Penduduk Desa Kunyil terdiri dari berbagai suku atau etnis, baik itu etnis asli/pribumi setempat maupun etnis pendatang. Beberapa suku/etnis yang mendiami wilayah Desa Kunyil adalah Suku Dayak, Suku Melayu, Suku Tionghoa, Suku Jawa, Suku Nias, NTB, serta Flores. Suku Dayak Cupakng Desa merupakan suku asli terbesar yang mendiami sebagian besar wilayah Desa Kunyil. Adapula Sub Suku Dayak lainnya yang datang dan berasimilasi dengan penduduk setempat. Sementara Suku Melayu bermukim di wilayah pesisir Sungai Embuan di Dusun Balai Putih dan wilayah Jaya Agung. Suku Tionghoa yang telah lama datang dan berdagang di wilayah Desa Kunyil kini berasimilasi, menyatu dengan penduduk lokal dan hidup terpencar di dusun-dusun yang ada di Desa Kunyil. Adapun Suku Jawa yang ada di Desa Kunyil terkonsentrasi di wilayah penempatan transmigran di wilayah Dusun Jaya Agung dan Dusun Suka Makmur. Sementara itu suku-suku lainnya yang memiliki jumlah relatif kecil hidup menyatu dengan penduduk setempat. Hingga saat ini, semua etnis yang ada telah hidup membaur, menyatu dan saling melengkapi satu sama lain.
No | Nama Suku/Etnis | Komposisi di Desa Kunyil | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | Suku Dayak | 80,6 % | Terdiri dari berbagai Sub Suku Dayak. Mayoritas Suku Dayak Cupang Desa sebagai Suku Asli, diikuti Sub Suku Dayak Pendatang seperti Dayak Ahe, Dayak Kancing, Dayak Kualant, Dayak Mualang, Dayak Taman. |
2 | Suku Melayu | 8,36 % | Mayoritas identitas Melayu di daerah ini berada dibawah pengaruh budaya Melayu Tayan |
3. | Suku Jawa | 7,7 % | Terdiri dari Jawa Mataraman dan Jawa Arekan |
4. | Suku Tionghoa | 3% | Terbanyak berasal dari Sub Suku Khek |
5. | Suku Sasak | 0,2 % | |
6. | Suku Nias | 0,1 % | |
7. | Suku Batak | 0,03 % | |
8. | Suku Flores | 0,01 % |
Agama
Agama penduduk Desa Kunyil juga beragam; terutama Kekristenan (sekitar 83 %). Agama Kristen Katholik merupakan agama terbesar yang dianut sekitar 57 % penduduk. Agama Katholik dianut oleh sebagian besar orang Dayak, Tionghoa, Flores, sebagian kecil orang Melayu dan sebagian kecil orang Jawa. Kristen Protestan yang merupakan Agama paling awal hadir di Wilayah Desa ini mencakup sekitar 26 % dari jumlah total penduduk. Agama Kristen Protestan pada umumnya dianut oleh Suku Dayak, Tionghoa, Nias, Batak dan sebagian kecil orang Jawa. Sementara Agama Islam terhimpun atas sekitar 17 % Penduduk. Agama Islam dianut oleh sebagian besar Orang Melayu, Jawa, Sasak dan sebagian kecil orang Dayak.
Dari segi tempat ibadah, Agama Islam terdiri atas 2 Masjid dan 2 Musala. Agama Kristen: 7 Gereja. Agama Katholik; 7 Gereja. Masjid terbesar di Desa Kunyil ialah Masjid Baitturahman yang terletak di Dusun Suka Makmur. Adapun Gereja Katholik terbesar ialah Gereja Katholik Stasi St. Stefanus yang terletak di Dusun Suka Makmur. Dari pihak Kristen, Gereja terbesar ialah Gereja GAPPIN Jemaat Ebenhaezer, Kunyil yang terletak di Dusun Kunyil. [1]
No | Agama | Komposisi | Tempat Ibadah | Tahun Masuk Di Desa Kunyil |
---|---|---|---|---|
1 | Katholik | 57 % | 7 | 1977 |
2 | Kristen | 26 % | 7 | 1958 |
3 | Islam | 17 % | 4 | 1980 |



Data Penduduk Berdasarkan Wilayah Dusun
No | Nama Dusun | Jumlah Jiwa | Jumlah KK |
---|---|---|---|
1 | Balai Putih | 323 | 109 |
2 | Jaya Agung | 543 | 169 |
3 | Suka Makmur | 349 | 104 |
4 | Kunyil | 374 | 124 |
5 | Bayor Permai | 286 | 89 |
6 | Embuan | 397 | 129 |
7 | Balai Tanjung | 400 | 132 |
8 | Tebedak | 347 | 118 |
9 | Canggam | 442 | 113 |
10 | Tanjung Perak | 280 | 89 |
11 | Lalau Agung | 172 | 57 |
Panorama Desa Kunyil Dalam Lintasan Waktu
Desa Kunyil pada mulanya berupa kampung-kampung kecil yang dirintis oleh Suku Dayak Cupakng Desa. Pola hidup nomaden, secara tidak langsung membentuk pemukiman-pemukiman yang menyebar di sekitar pesisir Sungai Embuan. Masyarakat Dayak Cupakng Desa ialah peladang, peramu dan pemburu yang terampil. Keahlian-keahlian tersebutlah yang membawa mereka pada suatu kemampuan untuk membuka hutan-hutan belantara dan rimba yang ada di daerah Kunyil. Adapun pemukim awal Suku Dayak Cupakng Desa menempati wilayah kampung Tebedak dan sekitar Embuan Tua. Lalu menyebar membentuk kampung-kamoung baru seperti Majak, Canggam, Nek Ayoh dan lain-lain. Dalam tempo yang cukup lama, muncul kampung-kampung baru yakni Kunyel/Kunyil dan Balai Puteh/Putih. Kehadiran Suku Melayu yang datang dari wilayah pesisir menyusuri Sungai Embuan turut meramaikan pemukiman Suku Dayak. Kampung-kampung kecil inilah yang kemudian membentuk identitas Desa Kunyil. Adapun kepemimpinan Suku Dayak pada jaman dahulu dipegang oleh Tumenggung Adat dan dibantu oleh para Mentri Adat yang diam di kampung-kampung.
Pada jaman Perjuangan Kemerdekaan, daerah Kunyil termasuk daerah yang memiliki banyak pejuang kemerdekaan, namun sebagian besar luput dari catatan sejarah. Salah satu tokoh terkenal yang pernah berjuang melawan penjajah di daerah Kunyil ialah Pang Suma. Di lokasi yang saat ini menjadi Lapangan Kantor Desa Kunyil merupakan tempat dimana Pang Suma unjuk kekuatan bela diri yang ia miliki untuk melawan Jepang. Pang Suma berhasil membunuh salah satu pimpinan Jepang yang bertugas di Kunyil.
Setelah Indonesia Merdeka, daerah Kunyil dibentuk menjadi sebuah Desa Definitif dibawah Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Pada Tahun 1995 Desa Kunyil menerima program Transmigrasi yang digalakkan oleh pemerintah. Secara bertahap Desa Kunyil menerima sekitar 150 KK Transmigran dari Luar Pulau Kalimantan, dan 150 KK Transmigran Lokal. Momen ini merupakan salah satu momen bersejarah bagi Desa Kunyil, mengingat bahwa seiring dengan adanya program transmigrasi tersebut, terbuka pulalah akses jalan darat sebagai jalur ekonomi baru yang menggantikan jalur air yang sebelumnya menjadi satu-satunya akses transportasi di Desa Kunyil selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Pada tahun 2018 Desa Kunyil digadang-gadang menjadi calon ibukota bakal kecamatan baru yakni Kecamatan Pang Suma yang akan dimekarkan dari Kecamatan Meliau. Tentu kabar gembira ini menjadi batu pijakan untuk membangun Desa Kunyil yang lebih maju. Adapun hingga saat ini proses pemekaran kecamatan tersebut sedang dalam proses yang masih panjang.
Potensi Ekonomi Desa Kunyil
Desa Kunyil memiliki tingkat perekonomian yang cukup berkembang pesat. Daerah ini pada jaman dahulu ialah penghasil karet yang melimpah. Seiring berjalannya waktu, Desa Kunyil menjadi penghasil Sawit. Kehadiran Program Transmigrasi yang disertai dengan Pembukaan Perkebunan Sawit turut memajukan wilayah Desa Kunyil. Penduduk Desa Kunyil berkembang pesat secara ekonomi. Pada saat ini sebagaian besar kebun karet telah berubah menjadi hamparan perkebunan sawit. Perkebunan sawit menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Desa Kunyil dengan dimotori oleh dua Koperasi Unit Desa yang bekerjasama dengan PT BHD (Bintang Harapan Desa), yakni KUD Samuja dan KUD Pang Linggan.
Seiring dengan kemajuan dalam bidang perkebunan yang turut memajukan taraf hidup masyarakat, hadir pula lembaga-lembaga keuangan di Desa Kunyil yang turut serta memajukan kehidupan sosial masyarakat Desa Kunyil, diantaranya ialah KSP CU Sumber Kasih, KSP CU Lantang Tipo, dan KSP CU Semandang Jaya. Di samping itu, muncul pula banyak usaha-usaha kecil menengah seperti toko kelontong, toko bangunan, meubel, warung sederhana, salon, bengkel motor, bengkel mobil, tempat pencucian kendaraan, penyewaan alat berat, penyewaan alat musik, penyewaan alat dekorasi dan aneka usaha lainnya yang juga memperkaya dinamika perekonomian di Desa Kunyil. [1]
Potensi lain yang saat ini tengah mengemuka di Desa Kunyil ialah potensi pertambangan. Adapun jenis pertambangan yang memiliki potensi di Desa Kunyil ialah pertambangan Bauksit. Hingga kini telah ada beberapa perusahaan yang berusaha masuk dan mengumpulkan data potensi pertambangan tersebut, namun belum diketahui secara umum mengenai hasil penelitian atau studi yang sedang dilaksanakan.
Disamping kemajuan-kemajuan yang ada, masih terdapat pula beberapa keaadaan riil di lapangan yang masih menjadi tantangan bagi Desa Kunyil untuk menjadi daerah yang maju dan makmur. Salah satu tantangan yang ada ialah akses jalan aspal. Sejak Indonesia merdeka hingga Tahun 2025 ini, Desa Kunyil belum memiliki Jalan Aspal. Seluruh akses jalan yang ada di Desa Kunyil hanya sebatas berupa Jalan Tanah Latrit. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat jalan ini akan sangat berdebu bila musim kemarau dan akan menjadi becek dan licin saat musim hujan.




Akses Pendidikan di Desa Kunyil
Di Desa Kunyil akses masyarakat terhadap pendidikan sudah cukup terakomodir. Ketersediaan akses pendidikan merupakan bagian penting dalam proses kemajuan di Desa Kunyil. Pada jaman dahulu akses pendidikan di Desa Kunyil masih sangat terbatas. Namun kini berkat adanya sumbangsih gagasan dan perjuangan dari para tokoh dari yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sanggau Desa Kunyil memetik hasilnya, akses pendidikan tersedia mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Hingga tahun 2025 ini, telah tersedia lembaga Pendidikan dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini hingga tingkat SMA. Adapun ulasannya sebagai berikut:[1]
No | Tingkat Pendidikan | Nama Sekolah | Alamat |
---|---|---|---|
1 | PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) | 1. PAUD Bina Insan | Dusun Kunyil, Desa Kunyil |
2 | 2. PAUD Tunas Mekar | Dusun Suka Makmur, Desa Kunyil | |
3 | Sekolah Dasar (SD) | 1. SDN 04 Embuan | Dusun Kunyil, Desa Kunyil |
4 | 2. SDN 29 Tebedak | Dusun Tebedak, Desa Kunyil | |
5 | 3. SDN 47 Balai Putih | Dusun Jaya Agung, Desa Kunyil | |
6 | Sekolah Menengah Pertama (SMP) | SMPN 07 Meliau | Dusun Kunyil, Desa Kunyil |
7 | Sekolah Menengah Atas (SMA) | SMAN 03 Meliau | Dusun Bayor Permai, Desa Kunyil |






Budaya, Bahasa dan Tradisi di Desa Kunyil
Budaya yang dilestarikan di Desa Kunyil ialah budaya Dayak Cupakng Desa. Budaya ini mencakup Adat Istiadat, Tradisi dan kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang/ para leluhur. Adapun sanggar budaya yang selalu aktif mempromosikan budaya Dayak Cupakng Desa di Desa Kunyil ialah Sanggar Sampuan Batoras. Bahasa daerah yang paling sering dan paling umum digunakan adalah Bahasa Dayak Cupakng Desa dan Bahasa Melayu. Ada pula sebagian kecil masyarakat yang berbahasa Cina/Tionghoa, berbahasa Jawa dan Berbahasa Nias. Sementara itu beberapa adat tradisi yang kerap dilakukan oleh warga Desa Kunyil ialah Umpan Buah, Pulang Niat dan Kampung Tawar.
Tokoh-tokoh di Desa Kunyil
Ada beberapa tokoh yang cukup terkenal di Daerah Desa Kunyil. ADapun ketokohan mereka pada umumnya berasal dari kemampuan dan kesanggupan mereka untuk memperjuangkan kemajuan kehidupan sosial masyarakat setempat. Adapun beberapa tokoh tersebut ialah sebagai berikut:
- Alm. Pang Dandan (salah satu pejuang kemerdekaan)
- Alm. Chandra Ahau ( Anggota DPRD Kabupaten Sanggau Periode 2014-2019)
- Yonathan Mulyadi, S.I.P. (Anggota DPRD Kabupaten Sanggau periode 2019-2024, 2025-2029)
- Joni ( Anggota DPRD Kabupaten Sanggau periode 2019-2024)
Selain tokoh-tokoh tersebut, Desa Kunyil juga memiliki sosok-sosok pemimpin yang secara definitif menjabat sebagai Kepala Desa Kunyil sesuai jamannya, yakni sebagai berikut:
NO | NAMA | TAHUN MENJABAT | KETERANGAN |
---|---|---|---|
1 | PANG DANDAN | Pada masa itu belum dibentuk Desa Definitif sebagaimana diketahui saat ini. | |
2 | JEMMY ACEN | Kepala Desa Pertama setelah dibentuknya Desa Definitif. | |
3 | ROBIN DULANG | 2003-2013 | |
4 | FRANS BELLY | 2013-2018 | |
5 | MENO KARNO (Pj) | 2018-2019 | |
6 | SUWARDI | 2019-2027 |
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.