Konklaf Mei 2025 | |
---|---|
![]() Lambang Kekosongan Takhta Suci | |
Tanggal dan lokasi | |
Mei 2025 Kapel Sistina, Istana Apostolik, Kota Vatikan | |
Pejabat penting | |
Ketua | Giovanni Battista Re |
Wakil Ketua | Leonardo Sandri |
Camerlengo | Kevin Farrell |
Proto-imam | Michael Michai Kitbunchu |
Proto-diakon | Dominique Mamberti |
Sekretaris | Ilson de Jesus Montanari |
Pemilihan | |
Kandidat | Lihat Papabili |
Konklaf kepausan diperkirakan akan diadakan pada bulan Mei 2025 untuk memilih paus baru pengganti Paus Fransiskus, yang meninggal pada tanggal 21 April 2025 dalam usia 88 tahun.[1][2] Konklaf diperkirakan akan dimulai paling cepat tanggal 6 Mei dan paling lambat 12 Mei 2025 (jika dihitung, akan jatuh antara 15 dan 20 hari setelah kematian Paus Fransiskus). Konklaf akan diadakan di Kapel Sistina.[3][4]
Proses pemilihan paus
Pada konklaf kepausan tahun 2013, baik kepala dan wakil kepala Dewan Kardinal berusia lebih dari 80 tahun sehingga mereka tidak dapat berpartisipasi. Maka dari itu, Pietro Parolin, uskup kardinal paling senior yang berusia di bawah 80 tahun, diperkirakan akan memimpin jalannya konklaf.[5]
Waktu pelaksanaan dan peraturan
Menurut Konstitusi Apostolik yang dikeluarkan Paus Yohanes Paulus II, Universi Dominici Gregis, dan dimodifikasi oleh motu proprio yang dikeluarkan Paus Benediktus XVI, Normas nonnullas, para kardinal elektor memiliki sedikitnya 15 hari setelah takhta kosong untuk berkumpul. Para kardinal memiliki diskresi untuk memulai konklaf lebih awal jika seluruh kardinal yang memenuhi syarat telah tiba, atau di kemudian hari jika terdapat alasan-alasan serius untuk terjadinya sebuah penundaan, namun tidak lebih dari 20 hari sejak kosongnya Takhta Suci.[6]
Kardinal elektor
![]() Elektor yang memenuhi syarat berdasarkan wilayah per 21 April 2025
| |
Italia
|
17 |
Eropa lainnya
|
36 |
Asia
|
23 |
Amerika Utara
|
20 |
Amerika Selatan
|
17 |
Afrika
|
18 |
Oseania
|
4 |
Total elektor | 135 |
---|---|
Paus pendahulu | Fransiskus (2013–2025) |
Paus penerus | TBD |
Kardinal yang berusia 80 tahun atau lebih sebelum hari periode sede vacante tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam konklaf. Hingga 21 April 2025, terdapat 252 kardinal, 136 di antaranya berusia di bawah 80 tahun. 108 (80 persen) elektor potensial diangkat sebagai kardinal oleh Fransiskus.[7][8] Satu orang kardinal yang berusia di bawah 80 tahun, Angelo Becciu, melepaskan hak pilihnya pada tahun 2020 setelah dirinya terlibat dalam sebuah skandal finansial. Becciu sendiri mengklaim bahwa hak prerogatif dirinya untuk memilih dalam konklaf tetap berlaku, karena pernyataan pelepasan hak pilihnya tidak dibuat secara tertulis, namun pada tahun 2022, Takhta Suci memasukkan namanya ke dalam daftar non-elektor.[9][10] Tanpa Becciu, jumlah total elektor yang memenuhi syarat adalah 135.[10]
Menurut konstitusi apostolik Romano Pontifici Eligendo (1975) dan Universi Dominici gregis, maksimal hanya 120 kardinal yang dapat berpartisipasi dalam konklaf. Konklaf tahun 2025 akan menjadi konklaf pertama sejak pengenalan aturan pembatasan 120 kardinal di mana terdapat lebih dari 120 kardinal yang memenuhi syarat mengikuti konklaf saat hari jabatan kepausan kosong.[11][a] Namun, kardinal manapun yang berusia di bawah 80 tahun yang belum melepaskan hak memberikan suaranya (atau hak memberikan suaranya tidak dicabut) menurut hukum kanonik memiliki hak untuk memberikan suara dalam konklaf. Banyak pengacara hukum kanonik berpendapat bahwa paus membuat pengecualian terhadap aturannya sendiri ketika dia menunjuk lebih dari 120 elektor dan bahwa seluruh seluruh 135 kardinal yang berusia di bawah 80 tahun memenuhi syarat untuk mengikuti konklaf, kecuali Becciu.[11][12]
Kardinal Antonio Cañizares Llovera dilaporkan tidak akan menghadiri konklaf dengan alasan kesehatan.[13]
Walaupun secara teknis para kardinal elektor dapat memilih pria yang telah dibaptis Katolik manapun,[14] tetapi sejak tahun 1389 mereka selalu memilih paus dari sesama kardinal elektor.
Peristiwa-peristiwa sebelum konklaf
Kongregasi umum
Hukum kanonik mengatur bahwa kongregasi umum, yang merupakan pertemuan-pertemuan harian seluruh kardinal apapun status elektor mereka, akan dimulai sebelum seluruh kardinal tiba di Roma. Pertemuan-pertemuan awal difokuskan pada logistik pelaksanaan pemakaman paus dan konklaf, termasuk persiapan di Domus Sanctae Marthae dan Kapel Sistina.[15] Pembahasan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, biasanya berlangsung pada pertemuan kedelapan dan seterusnya, bergeser pada diskusi terkait kebutuhan gereja dan dunia, dan isu-isu besar yang dihadapi Kuria Roma.[16][17][18] Kongregasi umum yang dilaksanakan di kemudian hari ini dipandu oleh refleksi-refleksi yang diberikan oleh dua imam "otoritas terhormat dan tepat secara moral" yang dipilih oleh para kardinal.[15] Para kardinal juga diberikan kesempatan untuk membuat pernyataan formal terkait isu yang dihadapi gereja.[19]
Perkumpulan ini memungkinkan para kardinal untuk saling mengenal satu sama lain — dan juga mengemukakan pandangan spiritual mereka — karena banyak dari mereka yang belum pernah saling bertemu akibat keputusan Paus Fransiskus yang memilih untuk tidak mengadakan pertemuan para kardinal sebelum konsistori kepausan.[20] Untuk hal ini, sebelum berangkat ke Roma pada 14 April, kardinal elektor Pablo Virgilio David menekankan bahwa konklaf kepausan bukanlah sebuah kampanye politik, melainkan sebuah retret religius di mana salah satu tugas Dewan Kardinal adalah memberikan penilaian satu sama lain melalui doa, surat pribadi, dan bahkan riset pada laman internet yang berisi biografi dan informasi lain yang dibuat untuk tujuan tersebut.[21][22] Baik diskusi formal maupun nonformal diperkirakan akan bersifat sangat substantif dalam persiapan untuk, dan dalam harapan untuk, penyelenggaraan konlaf yang cepat.[23]
Pada kongregasi umum pertama, yang diadakan pada 22 April, sekitar 60 kardinal hadir untuk mendengarkan surat wasiat dari Paus Fransiskus yang dibacakan oleh Kardinal Kevin Farrell. Kanonisasi Carlo Acutis, yang dijadwalkan untuk dilaksanakan di Roma pada 27 April, ditunda, dan para kardinal menetapkan tanggal untuk prosesi pemakaman paus. Pertemuan ini juga membahas logistik prosesi pemakaman.[24][25] Meskipun faktanya kongregasi umum bersifat tertutup terhadap para non-kardinal, Sr. Simona Brambilla, seorang biarawati yang merupakan perempuan pertama yang mengepalai sebuah departemen Vatikan, secara tidak sengaja dikirimi surat elektronik standar yang mengundang dirinya untuk berpartisipasi dalam kongregasi umum.[26]
Kongregasi umum kedua dilaksanakan pada 23 April dan dihadiri oleh 103 kardinal. Program untuk novemdiales, atau sembilan hari masa berkabung untuk paus yang meninggal, disetujui di sini.[27] Norberto Rivera Carrera menyatakan bahwa diskusi-diskusi yang terjadi kebanyakan bersifat prosedural, karena banyak kardinal dari seluruh dunia masih berada dalam perjalanan.[28]
Pada 24 April dilaksanakan kongregasi umum ketiga, yang terdiri dari 113 kardinal. Dua imam konklaf,Donato Ogliari dan Kardinal Raniero Cantalamessa, ditunjuk dan para kardinal memulai pembicaraan mengenai gereja dan dunia.[29]
Persiapan fisik
Pada 22 April, anggota staff kepausan diminta untuk mengosongkan ruangan mereka di Casa Santa Marta setelah meninggalnya Paus Fransiskus di kamar tidurnya di lantai kedua. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan dimulainya persiapan konklaf di di gedung tersebut. Persiapan-persiapan tersebut meliputi memasang pembatas pada jendela-jendela untuk mencegah kontak dengan dunia luar, dan juga konstruksi ruang-ruang untuk perayaan Sakramen Tobat, doa pribadi, dan makan.[30]
Pada 23 April, Museum Vatikan mengumumkan penutupan Kapel Sistina mulai 28 April karena kebutuhan pelaksanaan konklaf.[31]
Spekulasi
Terdapat spekulasi yang beredar pada bulan Februari dan Maret 2025 tentang penyelenggaraan konklaf berikutnya setelah Paus Fransiskus menderita pneumonia bilateral.[32]
Karena bertambahnya keanggotaan Dewan Kardinal internasional di bawah Paus Fransiskus secara besar-besaran menjadi 252, dengan lebih dari 140 kardinal non-Eropa ditunjuk selama masa kepausannya, baik BBC dan Time berpendapat bahwa ada kemungkinan paus berikutnya berasal dari non-Eropa.[33][34] Konklaf 2025 akan memiliki 135 elektor dari 71 negara; konklaf 2013 memiliki 115 elektor dari 48 negara, dan konklaf 2005 memiliki 115 elektor dari 52 negara. Beberapa kardinal tidak dapat berbicara dalam bahasa Italia, bahasa yang digunakan Kuria dalam pekerjaan sehari-hari.[35]
Mengikuti prinsip "paus gemuk, paus kurus", beberapa komentator memprediksi bahwa penerus Fransiskus akan lebih konservatif.[36][34][37]
Terdapat juga kekhawatiran akan kemungkinan kampanye disinformasi dan berita palsu dapat memberi efek terhadap konklaf, dengan berbagai berita bohong di media sosial mencoba untuk mendiskreditkan kandidat paus tertentu.[35]
Papabili
Pengamat proses pemilihan paus menganggap beberapa kardinal lebih mungkin terpilih menjadi paus daripada yang lain – mereka disebut sebagai papabili, bentuk jamak dari papabile, sebuah istilah dalam bahasa Italia yang secara praktis diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "pope-able" (ia yang dapat menjadi paus). Karena serangkaian daftar papabili merupakan masalah spekulasi dari pers, terpilihnya paus dari kardinal golongan non-papabile adalah hal yang umum terjadi; kasus terkini adalah pemilihan Yohanes XXIII pada tahun 1958 dan pemilihan Yohanes Paulus I serta Yohanes Paulus II pada tahun 1978.[38] Hal ini sesuai dengan kata-kata populer di kalangan Vatikanologis: "Dia yang memasuki konklaf sebagai seorang paus, akan meninggalkan konklaf sebagai seorang kardinal.”[39] Media-media di seluruh dunia merilis berbagai analisis papabili di hari yang sama.[40][41][42][43][44][45]
Papabili yang saat ini sering disebutkan adalah:
Lihat pula
Catatan
- ^ Terdapat lebih dari 120 kardinal elektor pada beberapa waktu sejak tahun 1975. Namun, saat ini adalah pertama kalinya konklaf diadakan di tengah-tengah periode tersebut.
Referensi
- ^ Watkins, Devin (21 April 2025). "Pope Francis has died on Easter Monday at age of 88" (dalam bahasa Inggris). Vatican News. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ Asaf, Seher; Davies, Maia (21 April 2025). "Vatican announces death of Pope Francis aged 88". BBC News. BBC. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ Burack, Emily (21 April 2025). "When Does the Papal Conclave Begin?". Town & Country (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "Here's How a Conclave Elects a New Pope". CBC News (dalam bahasa Inggris). Canadian Broadcasting Corporation. Associated Press. 19 Februari 2025. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "Electing a New Pope and Remembering Francis". www.gonzaga.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Universi Dominici Gregis". Vatican.va (dalam bahasa Inggris). Holy See. 22 February 2013. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ a b White, Christopher. "Who will be the next pope? Inside the race to succeed Francis". National Catholic Reporter (dalam bahasa Inggris).
- ^ Sherwood, Harriet (21 April 2025). "Conclave: the Vatican's secret process for choosing a new pope". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "Convicted Cardinal Becciu claims conclave voting rights; Vatican said 'no'". The Pillar (dalam bahasa Inggris). 22 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ a b Said-Moorhouse, Lauren; Lamb, Christopher (23 April 2025). "Convicted cardinal demands to be part of conclave to choose new pope, setting up Vatican standoff". CNN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ a b Condon, Ed (10 Maret 2025). "Is there really a limit on the number of cardinals in a conclave?". The Pillar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ Allen, John L. (Juli 2004). Conclave: The Politics, Personalities, and Process of the Next Papal Election. New York, New York: Doubleday. hlm. 110. ISBN 0-385-50453-5. Diakses tanggal April 22, 2025.
- ^ "Los cardenales Cañizares y Puljiç no participarán en el cónclave por motivos de salud". InfoCatólica (dalam bahasa Spanyol). 23 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ Thavis, John (Februari 2013). "Election of new Pope follows detailed procedure" (dalam bahasa Inggris). Catholic News Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Februari 2013. Diakses tanggal 21 Februari 2013.
- ^ a b Zengarini, Lisa (22 April 2025). "What happens after the Pope dies? - Vatican News". Vatican News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ "Cardinals hold first meeting after pope's death". Florida Catholic Media (dalam bahasa Inggris). 23 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ Burga, Solcyré; Guzman, Chad de; Jeyaretnam, Miranda; Shah, Simmone (21 April 2025). "How a New Pope Is Chosen—and Who It Could Be". TIME (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "EXPLAINER: What happens during the Vatican's 9 days of mourning for the pope?". EWTN Vatican (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "A 'sede vacante' lexicon: Know your congregations from your conclaves". The Pillar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Introduction". The College of Cardinals Report (dalam bahasa Inggris). 28 Juni 2024. Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ San Mateo, Joseph (24 April 2025). "'There are no candidates in a conclave,' says Filipino Cardinal David". Crux (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ Mateo/Crux, Joseph San (24 April 2025). "A conclave doesn't deal in 'candidates', cardinal explains - Catholic Herald" (dalam bahasa Inggris).
- ^ "What goes on inside the conclave to elect the next pope?" (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025 – via www.abc.net.au.
- ^ "General Congregations of Cardinals begin in the Vatican". Vatican News (dalam bahasa Inggris). 22 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Holy See: Canonization of Carlo Acutis Postponed". Exaudi (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Francis legacy lives as top Vatican woman gets accidental invite to cardinals meeting". Crux (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Second General Congregation of Cardinals held in the Vatican". Vatican News (dalam bahasa Inggris). 23 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Cardinals in Rome hold short afternoon General Congregation". Catholic Vote (dalam bahasa Inggris). 23 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ "Cardinals hold third General Congregation, begin conversation about Church". Vatican News (dalam bahasa Inggris). 24 April 2025. Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ "Preparing for the Conclave: The Transformation of Santa Marta". Il Mattino (dalam bahasa Inggris). 23 April 2025. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2025. Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ "NOTICE". Vatican Museum. 23 April 2025. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2025.
- ^ Toth, Albert (3 Maret 2025). "What is a conclave? Process to select a Pope explained as Francis undergoes hospital treatment". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "What happens after the death of Pope Francis and when is the funeral?". www.bbc.com (dalam bahasa Inggris). 23 April 2025. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ a b Jeyaretnam, Miranda (23 April 2025). "Did Pope Francis 'Pack' the Conclave?". TIME (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ a b Domínguez, Íñigo (22 April 2025). "The Vatican heads toward a conclave with 15 papal candidates already emerging". EL PAÍS English (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Who Will the Next Pope Be?". Inside The Vatican (dalam bahasa Inggris). 1 November 2020. Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ McDonagh, Melanie (22 April 2025). "Who could be the next Pope? All the cardinals in the running for the Papacy". The Standard (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 April 2025.
- ^ a b c d e "Which cardinals are seen as contenders to be the next pope?" (dalam bahasa Inggris). Associated Press. 21 April 2025. Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ Allen Jr., John L. (13 Maret 2013). "Papabile of the Day: The Men Who Could Be Pope". National Catholic Reporter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Oktober 2023.
- ^ a b "Which cardinals are seen as contenders to be the next pope?". Associated Press News (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025. Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ Sherwood, Harriet (21 April 2025). "Who will be the next pope? Some potential candidates to succeed Francis". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ McGarry, Patsy. "Who will be the next pope after Francis and how does the process work?"
. The Irish Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "15 potential successors to Pope Francis". RFI (dalam bahasa Inggris). Agence France-Presse. 21 April 2025. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "Who could be the next pope? Some possible candidates". Reuters (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ Clemmer, Don (11 March 2025). "The 12 cardinals who might succeed Pope Francis" (dalam bahasa Inggris). Claretians. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "On the 'Cobra Effect' and Congo's Ambongo as an emerging papal candidate". Crux (dalam bahasa Inggris). 31 Januari 2024. Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ a b c d Gupta, Gaya; Faiola, Anthony; Wu, Daniel; Bellack, Marisa (21 April 2025). "Who will be next pope after Francis? Key contenders ahead of conclave". The Washington Post. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ a b c d e f g Bubola, Emma; Povoledo, Elisabetta; Piangiani, Gaia; Macfarquhar, Neil (22 April 2025). "Wie volgt Franciscus op? Hier zijn een handvol topkandidaten" [Who succeeds Francis? Here are a handful of the top candidates.]. De Morgen (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2025. Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ a b c "The Next Conclave". Inside The Vatican. 1 Juli 2023.
- ^ a b "Who could be the next pope? Some possible candidates". Reuters (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ "L'archevêque de Marseille, potentiel successeur du pape François : et si c'était lui ?". actu.fr. 22 April 2025.
- ^ "Si le prochain pape devait être français, Mgr Jean-Marc Aveline est tout désigné (sur le papier)". Le HuffPost. 22 April 2025.
- ^ "Leading French cardinal calls for 'reawakening of hope' amid global turmoil". 26 Maret 2025.
- ^ a b Forrester, Megan. "Who are the top contenders to be the next pope? Experts weigh in". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ a b "15 potential successors to Pope Francis". AFP/France 24. 21 April 2025.
- ^ a b "The College of Cardinals Report". College of Cardinals. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ Milutinovic, Simon (21 April 2025). "The Cardinals said to have a chance at becoming the next Pope". National Post.
- ^ a b c d Condon, Ed. "Right, left, and center, why is no cardinal good enough to be papabile anymore?". Pillar Catholic.
- ^ a b c d e "Who are the favorites to succeed Pope Francis?". POLITICO (dalam bahasa Inggris). 21 April 2025. Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ Borg, Neville (2025-02-26). "Mario Grech a 'top five' contender to be next pope, Vatican insiders say". Times of Malta. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ a b Mankarious, Christopher Lamb, Alicia Johnson, Jhasua Razo, Sarah-Grace (22 April 2025). "Pope Francis successor: who's in contention to be the next pontiff?". CNN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ Perreault, Mathieu (27 Desember 2023). "Le retour des papabili" – via www.lapresse.ca.
- ^ ICI.Radio-Canada.ca, Zone International- (21 April 2025). "Qui sont les « papabili », ces cardinaux pressentis pour succéder au pape François?". Radio-Canada.
- ^ a b c Sherwood, Harriet (21 April 2025). "Who will be the next pope? Some potential candidates to succeed Francis". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 21 April 2025.
- ^ Marx, Willem (22 April 2025). "After Pope Francis' death, debates begin over his successor". NPR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2025.
- ^ a b Maqbool, Aleem; Seales, Rebecca; Kirby, Paul (22 April 2025). "Who will be the next pope? Key candidates in an unpredictable process". BBC News. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ Connor, Richard (21 April 2025). "Who will be the next pope after Francis?". Deutsche Welle. Diakses tanggal 23 April 2025.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaRFL Papabile
- ^ Le Bars, Stéphanie (12 Maret 2013). "Portraits de "papabili"". Le Monde (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 21 Agustus 2017.
- ^ Allen Jr., John L. (1 Maret 2013). "Papabile of the Day: The Men Who Could Be Pope". National Catholic Reporter. Diakses tanggal 21 Agustus 2017.
- ^ "The unstoppable rise of Cardinal Sarah". Catholic Herald. 10 Maret 2016. Diakses tanggal 21 Agustus 2017.
- ^ Daftari, Amir (21 April 2025). "African cardinals in spotlight after Pope Francis' death". Newsweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 April 2025. Diakses tanggal 21 April 2025.
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.