Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada April 2025. |
Krisis bawang Filipina 2022–2023 terjadi ketika harga bawang melonjak di Filipina menjadi sekitar 700 peso (192 ribu rupiah) per kg pada Desember 2022. Departemen Pertanian Filipina menyatakan bahwa harga bawang lokal lebih mahal daripada daging dan upah minimum harian. Hal tersebut pun menjadi masalah di kalangan masyarakat setempat. Sebab, bawang adalah makanan atau bahan pokok di seluruh Asia Tenggara termasuk Filipina.
Bahan pokok dalam masakan Filipina pun menjadi simbol meningkatnya biaya hidup. Masyarakat menganggap membeli bawang sudah hampir mirip dengan membeli barang mewah. Hal ini disebabkan oleh inflasi, yang mengukur kenaikan harga segala sesuatu mulai dari makanan hingga bahan bakar dan mencapai level tertinggi baru dalam 14 tahun di Filipina.
Presiden Ferdinand Marcos Jr, yang juga merupakan menteri pertanian, menyebut kenaikan harga pangan sebagai "situasi darurat". Pada awal Januari, Marcos Jr menyetujui impor bawang merah dan kuning dalam upaya untuk meningkatkan pasokan. Para ahli mengatakan bahwa pembukaan kembali ekonomi Filipina mendorong permintaan, sementara cuaca buruk telah memengaruhi produksi makanan, termasuk bawang.[1]
Referensi
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.