
Eksistensi adalah keadaan memiliki keberadaan atau realitas yang bertolakbelakang dengan ketidakberadaan. Eksistensi sering kali dikontraskan dengan esensi: esensi dari sebuah entitas adalah ciri-ciri atau sifat dasarnya, yang dapat dimengerti meskipun seseorang tidak tahu apakah entitas tersebut ada.
Ontologi adalah bidang filsafat yang mengkaji kodrat dan jenis-jenis eksistensi. Eksistensi singular adalah keberadaan dari masing-masing entitas, sedangkan eksistensi umum merujuk pada keberadaan konsep atau universalia. Entitas yang ada dalam ruang dan waktu memiliki keberadaan yang konkret, berbeda dengan entitas abstrak, seperti angka dan himpunan. Pembedaan lainnya yang dilakukan adalah antara keberadaan yang mungkin, kontingen, dan mutlak ada dan antara keberadaan fisik dan mental. Pandangan umumnya adalah bahwa suatu entitas berada atau tidak berada, dengan tidak ada keadaan di antara keduanya. Namun, beberapa filsuf mengatakan bahwa ada derajat keberadaan, yang berarti beberapa entitas lebih berada daripada entitas lainnya.
Pandangan yang ortodoks dalam ontologi adalah bahwa keberadaan merupakan sifat ordo kedua atau sebuah sifat dari sifat-sifat. Contohnya, mengatakan bahwa singa berada berarti sifat dari menjadi seekor singa dimiliki oleh sebuah entitas. Pandangan lainnya menyatakan bahwa keberadaan adalah sifat ordo pertama atau sebuah sifat dari individu. Hal ini berarti keberadaan adalah serupa dengan sifat-sifat lain individu, seperti warna dan bentuk. Alexius Meinong dan para pengikutnya menerima gagasan ini dan berkata bahwa tidak semua individu memiliki sifat ini; mereka menyatakan bahwa ada beberapa individu, seperti Sinterklas, tidak berada. Kaum universalis menentang pandangan ini; mereka memandang keberadaan sebagai sifat yang universal dari setiap individu.
Konsep mengenai keberadaan telah dibahas sepanjang sejarah filsafat dan telah memainkan peran dalam filsafat kuno, termasuk filsafat Pra-Sokratik di Yunani Kuno, filsafat Hindu dan Buddha di India Kuno dan filsafat Tao di Tiongkok Kuno. Bidang ini relevan terhadap bidang-bidang lainnya seperti logika, matematika, epistemologi, filsafat budi, filsafat bahasa, dan eksistensialisme.
Etimologi
Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang keberadaan yang dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, keberadaan adalah apa yang ada. Kedua, keberadaan adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, keberadaan adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, keberadaan adalah kesempurnaan.[1]
Beberapa pandangan filsuf
- Bagi Plato, forma, atau esensi lebih nyata daripada kalau berpartisipasi dalam materi. Dengan mengasimilasikan keberadaan kepada esensi, materi berasosiasi dengan bukan ada.[1]
- Aristoteles menggunakan perbedaan dualis. Ia mengasosiasikan keberadaan dengan materi yang berforma yaitu substansi seraya mengasosiasikan esensi dengan forma dan dengan unsur sebuah definisi yang benar.[1]
- Thomas Aquinas menganut komposisi rangkap esensi dan keberadaan. Dalam komposisi pertama, materi yang berforma diidentikkan dengan esensi suatu hal. Dalam komposisi yang kedua, keberadaan sebagai suatu karunia tambahan menerjemahkan esensi ke dalam aktualitas.[1]
Rujukan
Bacaan lanjutan
- Aristotle, The Metaphysics, diterjemahkan oleh Hugh Lawson-Tancred, Penguin Classics, 1999, ISBN 0-14-044619-2, ISBN 978-0-14-044619-7
- Antoine Arnauld and Pierre Nicole Logic, or the Art of Thinking, (dikenal sebagai Port-Royal Logic), diterjemahkan oleh J. Buroker, Cambridge 1996
- Terry Eagleton, The Meaning of Life, Oxford University Press, 2007, ISBN 0-19-921070-5 ISBN 978-0-19-921070-1
- Heraclitus, Fragments, James Hilton, forward, Brooks Hexton, translator, Penguin Classics, 2003, ISBN 0-14-243765-4, ISBN 978-0-14-243765-0
- Michael J. Loux, Ockham's Theory Of Terms (terjemahan dari book I of the Summa Logicae c-1327)
- Bryan Magee, The Story of Philosophy, Dorling Kindersley Lond. 1998, ISBN 0-7513-0590-1
- John Stuart Mill, A System of Logic, 8th edition 1908* Plato, The Republic, diterjemahkan oleh Desmond Lee, Penguin Classics, 2003, ISBN 0-14-044914-0, ISBN 978-0-14-044914-3
- Alvin Thalheimer, The Meaning of the Terms: Existence and Reality. Princeton University Press, 1920
- C. J. F. Williams, What is Existence?, Oxford University Press, 1981
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.