James Earl Carter, Jr. (lahir 1 Oktober 1924) adalah Presiden Amerika Serikat ke-39 (1977–1981) dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002. Sebelum menjadi presiden, Carter selama dua periode menjabat Senat Georgia dan Gubernur Georgia yang ke-76 (1971–1975).[1]
Pada tahun 1976, Carter dinominasikan sebagai kandidat kuda hitam oleh Demokrat untuk menggantikan Presiden Gerald Ford melalui pemilu presiden Amerika Serikat pada tahun 1976.
Salah satu kejadian kontroversial semasa ia menjabat presiden adalah penyanderaan warga Amerika selama kurang lebih 450 hari di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, Iran dan berakhirnya perselisihan antara Mesir dan Israel.
James Carter adalah salah seorang penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2002.
Pada 21 Maret Carter menjadi Presiden Amerika Serikat Tertua setelah Presiden George Herbert Walker Bush yang Meninggal pada 30 November 2018.
Masa kecil
Jimmy Carter dilahirkan pada 1 Februari 1924 di Plains, Georgia. la adalah anak tertua dari empat anak James Earl Sr. dan Lilian Carter.
Dikenal dengan nama "Jimmy" saja, sejak masa remajanya, ia dibesarkan dalam masyarakat pedesaan kecil di mana keluarga Carter telah tinggal selama lima generasi dan ayahnya memiliki toko kecil.
Diilhami oleh kekaguman ayahnya kepada tentara, salah satu cita-cita Jimmy Carter yang pertama ialah memasuki Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis.
Awal karier
Setelah belajar setahun di tingkat persiapan Universitas Teknik Georgia ia mewujudkan cita-citanya dan memasuki Akademi itu sebagai seorang siswa yang dicalonkan oleh kongres pada 1943.
Pada tahun 1946 Jimmy Carter menikah dengan Rosalynn yang juga berasal dari Georgia dan mempunyai empat anak, tiga laki-Iaki dan satu perempuan.
Setahun setelah Perang Dunia II berakhir ia lulus dari Akademi dan menjalani dinas militer aktif pada armada kapal selam.
Pada 1952 Jimmy Carter bertugas pada program kapal selam nuklir di bawah pimpinan Laksamana Hyman Rickover.
Selama tahun berikutnya ia sibuk dalam studi lanjutan mengenai hal-hal seperti fisika nuklir dan program nuklir. Pada waktu itu Angkatan Laut telah mencalonkannya sebagai perwira mesin yang akan ditempatkan di kapal selam nuklir Amerika yang kedua.
Namun pada 1953 terjadilah musibah keluarga dan kematian ayahnya. Jimmy Carter kembali ke Georgia untuk mengurus perusahaan kacang keluarganya.
Pada 1962 ia tampil kembali di tengah-tengah masyarakat. Saat itu adiknya Billy mengambil alih pengurusan perusahaan keluarga. Ia memenangkan kedudukan sebagai senator negara bagian pada badan legislatif Georgia.
Setelah menduduki dua kali masa jabatan di senat negara bagian, ia memutuskan untuk ikut memperebutkan kedudukan Gubemur Georgia, tetapi gagal memperoleh pencalonan dari partainya.
Selama empat tahun berikutnya ia memperluas hubungannya di seluruh negara bagian dan membina pengertian mengenai seluk-beluk politik negara bagian.
Pada 1970 ia memenangkan pemilihan Gubemur Georgia.
Sebagai Gubemur Georgia, Jimmy Carter memperoleh reputasi sebagai seorang tokoh dari generasi pemimpin yang lebih muda di daerah Selatan yang baru. Dalam pidato pelantikannya sebagai Gubemur, ia menegaskan keterikatannya akan keadilan sosial, terutama bagi orang-orang kulit hitam yang miskin di negara bagiannya.
Selama masa jabatannya sebagai Gubemur, ia memperluas pandangannya terhadap dunia. Ia melakukan dua perjalanan penting ke luar negeri, memimpin misi perdagangan negara bagiannya ke Amerika Latin dan Eropa.Ia juga memulai keterlibatannya dalam politik nasional.
Pada 1972 ia berperan penting dalam Konferensi Nasional Gubemur pada dan menyampaikan pidato dukungan bagi pencalonan Senator Henry Jackson dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat pada tahun yang sama.
Pada 1974 setelah masa jabatannya sebagai Gubernur berakhir, Jimmy Carter berkeliling Amerika Serikat untuk Partai Demokrat sebagai Ketua Panitia Kampanye partai.
Ia membantu memprakarsai usaha partai untuk memperkuat diri dan mengadakan reorganisasi ke dalam, setelah dua kali kalah berturut-turut dari Partai Republik dalam merebut jabatan kepresidenan di Gedung Putih.
Pada 1976 atas dasar kontak-kontak yang diadakan secara nasional, Jimmy Carter membina suatu landasan politik yang kokoh untuk memenangkan pencalonan dari Partai Demokrat sebagai Presiden.
Setelah memperoleh mandat dari partainya, dalam pemilihan presiden berikutnya ia mengalahkan Presiden Gerald Ford dengan selisih suara sedikit.
Masalah kesehatan dan Umur panjang
Pada 3 Agustus 2015, Carter menjalani operasi elektif untuk menghilangkan "massa kecil" di hati nya, dan prognosisnya untuk pemulihan penuh pada awalnya dikatakan "sangat baik". Pada tanggal 12 Agustus, bagaimanapun, Carter mengumumkan bahwa ia telah didiagnosis menderita kanker yang bermetastasis, tanpa menentukan dari mana kanker itu berasal.[2] Pada 20 Agustus, ia mengungkapkan bahwa melanoma telah ditemukan di otak dan hatinya, dan bahwa ia telah memulai pengobatan dengan obat imunoterapi pembrolizumab dan akan memulai terapi radiasi Layanan kesehatannya dikelola oleh Emory Healthcare dari Atlanta. Mantan presiden memiliki riwayat kanker keluarga yang luas, termasuk kedua orang tuanya dan ketiga saudara kandungnya.[3] Pada 6 Desember 2015, Carter mengeluarkan pernyataan bahwa pemindaian medisnya tidak lagi menunjukkan kanker.[4]
Pada 13 Mei 2019, Carter mematahkan pinggulnya di Plains home dan menjalani operasi pada hari yang sama di Phoebe Sumter Medical Center di Americus, Georgia.[5] Pada tanggal 6 Oktober 2019, Carter memperoleh 14 jahitan di atas alis kirinya setelah melukai saat jatuh lagi di rumah.[6] Kemunculan di depan umum setelah itu menunjukkan bahwa mantan Presiden itu juga memperoleh mata lebam selama musim gugur.[7] Pada 21 Oktober 2019, Carter dirawat di Pusat Medis Phoebe Sumter setelah menderita patah tulang panggul kecil yang didapatnya setelah jatuh lagi di rumah untuk ketiga kalinya pada 2019.[8] Terlepas dari cedera terakhir ini, belakangan dikonfirmasikan bahwa Carter akan kembali mengajar sekolah Minggu di Gereja Baptis Maranatha pada 3 November 2019.[9]
Umur panjang
Carter, yang menjabat mantan presiden yang masih hidup paling awal sejak kematian Gerald Ford pada 2006, menjadi yang tertua yang pernah menghadiri pelantikan presiden pada 2017, pada usia 92, dan yang pertama hidup untuk peringatan 40 tahun mereka sendiri.[10][11] Dua tahun kemudian, pada 22 Maret 2019, ia memperoleh perbedaan menjadi presiden berumur terpanjang negara, ketika ia melampaui umur George H. W. Bush, yang berusia 94 tahun, 171 hari ketika dia meninggal pada November 2018; keduanya lahir pada tahun 1924.[12] Pada 1 Oktober 2019, Carter menjadi presiden AS pertama yang hidup hingga usia 95 tahun.[13]
Rencana pemakaman dan penguburan
Carter telah membuat pengaturan untuk dimakamkan di depan rumahnya di Plains, Georgia. Carter mencatat pada 2006 bahwa pemakaman di Washington, D.C. dengan kunjungan ke Carter Center juga direncanakan.[14]
Referensi
- ^ "Jimmy Carter". New Georgia Encyclopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-18. Diakses tanggal 2007-12-09.
- ^ Pramuk, Jacob (August 12, 2015). "Former President Jimmy Carter reveals he has cancer". New York: CNBC. Diakses tanggal August 12, 2015.
- ^ Olorunnipa, Toluse (August 20, 2015). "Jimmy Carter Says He's Being Treated for Cancer in Brain". Bloomberg News. Diakses tanggal August 20, 2015.
- ^ "Statement from Former U.S. President Jimmy Carter" (Siaran pers). Carter Center. December 6, 2015.
- ^ Jacobo, Julia (May 13, 2019). "Former President Jimmy Carter undergoes surgery after breaking hip". ABC News. Diakses tanggal October 22, 2019.
- ^ Osborne, Mark (October 6, 2019). "Former President Jimmy Carter requires 14 stitches after fall at home, 'feels fine'". ABC News. Diakses tanggal October 22, 2019.
- ^ https://www.businessinsider.com/jimmy-carter-black-eye-stitches-after-fall-2019-10
- ^ Stracqualursi, Veronica; Sayers, Devon M.; Klein, Betsy (October 22, 2019). "Jimmy Carter hospitalized after fall at Georgia home". CNN. Diakses tanggal October 22, 2019.
- ^ "Jimmy Carter to teach Sunday school despite broken pelvis". Associated Press. October 29, 2019. Diakses tanggal October 30, 2019.
- ^ Reilly, Katie (January 20, 2017). "How Jimmy Carter Beat Cancer and Became the Oldest President to Attend an Inauguration". Time. Diakses tanggal January 20, 2017.
- ^ Jacobo, Julia (March 21, 2019). "Jimmy Carter is poised to be the president who has lived the longest in US history". ABC News. Diakses tanggal October 8, 2019.
- ^ Barrow, Bill (March 22, 2019). "Jimmy Carter's new milestone: Longest-lived U.S. president". The Detroit News. Diakses tanggal March 22, 2019.
- ^ Paul, Deanna; Wagner, John (October 1, 2019). "Jimmy Carter once thought he was nearing death. The longest-living former U.S. president just turned 95". The Washington Post. Diakses tanggal October 2, 2019.
- ^ Associated Press, "President Carter Talks of Funeral Plans", December 4, 2006. Retrieved February 11, 2017.
Didahului oleh: Lester Maddox |
Gubernur Georgia 1971 – 1975 |
Diteruskan oleh: George Busbee |
Didahului oleh: George McGovern |
Nominator Presiden Partai Demokrat 1976 (menang), 1980 (kalah) |
Diteruskan oleh: Walter Mondale |
Didahului oleh: Gerald Ford |
Presiden Amerika Serikat 20 Januari 1977 – 20 Januari 1981 |
Diteruskan oleh: Ronald Reagan |
Didahului oleh: PBB Kofi Annan |
Pemenang Nobel Perdamaian 2002 |
Diteruskan oleh: Shirin Ebadi |
Didahului oleh: Gerald Ford |
Urutan protokoler Amerika Serikat Hingga tahun 2006 |
Diteruskan oleh: George H. W. Bush |
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.