Sjoerkani | |
---|---|
![]() | |
Wakil Gubernur Sumatera Barat ke-2 | |
Masa jabatan 1987–1992 | |
Presiden | Soeharto |
Gubernur | Hasan Basri Durin |
Sekretaris Wilayah Daerah Provinsi Sumatera Barat | |
Masa jabatan 1981–1987 | |
Presiden | Soeharto |
Gubernur | Azwar Anas |
Wali Kota Medan ke-10 | |
Masa jabatan 26 September 1966 – 3 Juli 1974 | |
Presiden | Soeharto |
Gubernur | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Solok, Sumatra's Westkust, Hindia Belanda | 18 Agustus 1931
Meninggal | 5 Februari 2007 | (umur 75)
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Isnaini |
Anak | 2 |
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | |
![]() ![]() |
Drs. H. Sjoerkani (EYD: Syurkani) gelar Datuak Rajo Intan (18 Agustus 1931 – 5 Februari 2007)[1] adalah birokrat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat sejak 1987 hingga 1992, Sekretaris Wilayah Daerah Provinsi Sumatera Barat sejak 1981 hingga 1987, dan Wali Kota Medan sejak 1966 hingga 1974. Ia juga merupakan salah seorang pemrakarsa berdirinya organisasi Solok Saiyo Sakato.[2]
Pendidikan
Sjoerkani dilahirkan di Solok, Sumatera Barat pada 18 Agustus 1931. Ia menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat Padang (1944), SMP Bukittinggi (1948), dan SMA Bukittinggi (1951). Ia meraih gelar Sarjana S1 Jurusan Pemerintahan Fakultas Sospol Universitas Gadjah Mada pada 1958.[3]
Karier

Sjoerkani memilai karier birokrat pada 1955 sebagai Asisten Wedana di Kantor Gubernur Provinsi Sumatra Tengah di Bukittinggi. Tiga tahun kemudian, ia ditugaskan di Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut). Pada 1963, ia sempat mengikuti pendaftaran pemilihan Sekretaris Daerah Kotamadya Medan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamadya Medan. Ia mengaku didatangi oleh beberapa petinggi Partai Komunis Indonesia (PKI) Medan dan mengiming-iminginya kemenangan jika ia bersedia menjadi anggota rahasia PKI. Namun, Sjoerkani menolaknya dan ia akhirnya tidak dicalonkan dalam pemilihan itu. Yang terpilih adalah bawahannya di Bidang Pemerintahan.[3]
Pascaperistiwa Gerakan 30 September, Gubernur Sumatera Utara Roos Telaumbanua langsung menunjuk Sjoerkani menjadi Wali Kota Medan pada 26 September 1966 menggantikan Aminurrasjid dan menjabat hingga 3 Juli 1974.[3][4][5] Pengangkatannya didukung oleh organisasi Pemuda Pancasila, yang mendukung pencalonan Sjoerkani dibandingkan kandidat lain yang didukung oleh komando militer daerah.[6] Sjoerkani pernah menjadi wakil ketua Pemuda Patriotik, sebuah organisasi yang praktis bergabung dengan Pemuda Pancasila pada tahun 1965.[7]
Pada bulan Januari 1967, Sjoerkani mengumumkan program "cepat" untuk meningkatkan infrastruktur kota, termasuk perbaikan jalan dan parit serta pembangunan sekolah dan dua klinik.[8]
Pada 1971 Sjoerkani membentuk Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan dan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan yang kedua-duanya diketuai oleh Prof. Mahadi untuk meneliti hari jadi yang semula diperingati jatuh pada 1 April 1909, tetapi dipertentangkan banyak pihak. Dari berbagai penelitian, diperoleh informasi bahwa 1 Juli 1590 telah terdapat perkampungan yang didirikan Guru Patimpus (nenek moyang Datuk Hamparan Perak) dan diusulkan kepada Wali Kota untuk disidangkan oleh DPRD Kota Medan. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Pansus DPRD Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A. Harahap pada Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590 merupakan hari jadi kota Medan dengan bukti didirikannya Si Sepuluh Dua Kuta di areal Medan.[9]
Pada tahun 1972, setelah klub memenangkan tiga kejuaraan nasional berturut-turut, Sjoerkani memberikan Stadion Kebun Bunga sebagai stadion kandang kepada klub sepak bola kota tersebut, PSMS Medan.[10] Sjoerkani digantikan oleh Muhammad Saleh Arifin pada tanggal 27 Juli 1974.[11]
Setelah selesai menjabat wali kota, Sjoerkani diangkat menjadi Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut sejak 1974 hingga 1980. Pada 1981, ia diangkat menjadi Sekretaris Wilayah Daerah Provinsi Sumatera Barat menggantikan Mahyudin Algamar hingga 1987.[12][13] Pada 1987, ia diangkat menjadi Wakil Gubernur Sumatera Barat mendampingi Hasan Basri Durin hingga 1992.[3][14] Gubernur, Hasan Basri Durin, akan dilantik beberapa minggu setelah Sjoerkani.[15] Ia mencalonkan diri sebagai calon gubernur pada tahun 1992 melawan masa jabatan kedua Hasan, tetapi menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara legislatif dengan 8 suara berbanding 23 suara Hasan.[16]
Ia menjabat sebagai ketua Yayasan Universitas Mahaputra Muhammad Yamin di Solok pada tahun 2001 hingga 2005.[17]
Organisasi
Sjoerkani aktif dalam banyak organisasi. Ia menjadi pendiri Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Medan pada 1959 dan mengetuai organisasi itu pada 1980. Pada 1982, ia diangkat menjadi Ketua Kagama Sumatera Barat hingga 1992. Pada 1982 ia juga menjabat Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an Sumbar hingga 1994. Ia juga menjabat Ketua Yayasan Pengembangan Al Qur'an Sumbar mulai 1982. Yayasan ini membawahi kampus STAI-PIQ Sumatera Barat.[18] Selain itu, ia juga menjabat Ketua Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Sumbar (1982—1987), Ketua Kwartir III Gerakan Pramuka Sumbar (1983—1993), Ketua Yayasan Dana Sosial Islam Sumbar (1986—1993), Ketua Pergeri Sumbar (1994—), dan Ketua Pengelola Operasional Gebu Minang di Padang (1999—).[3]
Kehidupan pribadi
Sjoerkani menikahi Isnaini dan memiliki seorang putra dan seorang putri.[3]
Tanda Kehormatan
Dalam Negeri
Indonesia :
Satyalancana Wira Karya (1992)
Lencana Darma Bakti - Gerakan Pramuka (1986)
Satyalancana Karya Satya XX tahun (1982)
Satyalancana Penegak (1966)
- Manggala Karya Kencana dari Kepala BKKBN (1992)
Luar Negeri
Malaysia :
Negeri Sembilan :
Darjah Dato' Paduka Tuanku Ja'afar (DPTJ) (1991) – Dato' Paduka[19]
Karya
- Sumatera Utara Membangun, Pemerintah Daerah Sumatera Utara, 1976[20]
Referensi
- ^ Hasril Chaniago; Rahmat Irfan Denas, ed. (2023). Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang. 3. Padang: UMSB Press.
- ^ "Sekilas S3". 20 Des 2008. Diakses tanggal 9 Mar 2025.
- ^ a b c d e f Sosial (Indonesia), Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan (9 Mar 1999). "Apa & siapa sejumlah alumni UGM". LP3ES. Diakses tanggal 9 Mar 2025 – via Google Books.
- ^ (Indonesia), Sumatera Utara (1969). Almanak pemerintah daerah Propinsi Sumatera Utara. hlm. 880.
- ^ "Wali Kota Medan Sepanjang Masa". Situs web resmi Pemerintah Kota Medan. 2 Januari 2014. Diakses tanggal 17 Desember 2016.
- ^ Inside Indonesia (dalam bahasa Inggris). Indonesia Resources and Information Programme. 1999. hlm. 20.
- ^ Ryter, Loren (2002). Youth, Gangs, and the State in Indonesia (dalam bahasa Inggris). University of Washington. hlm. 49.
- ^ Medan Press Summary (dalam bahasa Inggris). 1967. hlm. 2.
- ^ Medan, Pemerintah Kota. "MENU | Hari jadi Kota Medan". portal.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 9 Mar 2025.
- ^ "Stadion Kebun Bunga, Hadiah Walkot Medan ke PSMS Usai 3 Kali Juara". detiksumut. 26 May 2023. Diakses tanggal 26 June 2023.
- ^ "Kol. Saleh Arifin Penjabat Walikota Medan". Kompas. 31 July 1974. hlm. 2. Diakses tanggal 2 April 2023.
Kol. Saleh Arifin Sabtu lalu dilantik menjadi Walikota Medan, menggantikan Drs. Syurkani
- ^ "Mimbar". Departemen Dalam Negeri. 9 Mar 1981. Diakses tanggal 9 Mar 2025 – via Google Books.
- ^ Yusra, Abrar (2011). Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 277. ISBN 978-979-709-585-7.
- ^ http://www.oocities.org Pertarungan Politik Lokal di Sumbar.
- ^ Durin, Hasan Basri (1997). Catatan seorang pamong. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 29–31. ISBN 978-979-461-285-9.
- ^ Zed, Mestika (1995). Sumatera Barat di panggung sejarah, 1945-1995. Bidang Penerbitan Khusus, Panitia Peringatan 50 Tahun RI, Sumatera Barat. hlm. 362.
- ^ "Sejarah FKIP UMMY Solok". ummy.ac.id. Diakses tanggal 25 June 2023.
- ^ "Sejarah STAI-PIQ Sumatera Barat". 5 Apr 2018. Diakses tanggal 9 Mar 2025.
- ^ "SEMAKAN PENERIMA DARJAH KEBESARAN BINTANG DAN PINGAT". istiadat.gov.my (dalam bahasa Malaysian). Diakses tanggal 28 October 2024.
- ^ "Sumatera Utara membangun". Pemerintah Daerah Sumatera Utara. 9 Mar 1976. Diakses tanggal 9 Mar 2025 – via Google Books.
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.