Asal | |
---|---|
Keahlian memasak | cereals and pseudocereals (en) |
Produsen | Poaceae |
Rincian | |
Jenis | biji padi-padian, Bahan baku dan bahan makanan |
Serealia (dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian) adalah sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji atau bulirnya sebagai sumber karbohidrat.[1]
Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati.[1] Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum hitam. Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu; mencakup buckwheat, bayam biji, dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet. Walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela pohon, atau kentang tidak digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen bulir/bijinya.
Serealia dibudidayakan secara besar-besaran di seluruh dunia, melebihi semua jenis tanaman lain dan menjadi sumber energi bagi manusia dan ternak. Di sebagian negara berkembang, serealia sering kali merupakan satu-satunya sumber karbohidrat.
Karakteristik
Nama serealia berasal dari kata ceres dalam bahasa orang-orang Kekaisaran Romawi. Ceres adalah nama dari dewi yang diyakini sebagai pemberi biji-bijian.[2] Serealia mencakup semua jenis tanaman yang bijinya bisa dipanen untuk dimanfaatkan secara ekonomi sebagai bahan makanan pokok.[3]
Tanaman dalam kelompok serealia sebagian besar termasuk dalam padi-padian dan biasa disebut serealia sejati.[4] Padi-padian ini masuk dalam famili rumput-rumputan.[5] Sementara jenis serealia yang tidak berasal dari padi-padian disebut sebagai serealia semu. Jenisnya yaitu gandum kuda, bayam biji, dan kinoa.[6]
Karakteristik lain dari serealia adalah menghasilkan pati. Namun tidak semua tanaman penghasil pati disebut serealia. Jenis tanaman yang dimasukkan sebagai serealia adalah yang menghasilkan pati di dalam bulir atau bijinya.[6]
Struktur umum dari biji tanaman serealia adalah terbagi tiga lapis. Lapis terluarnya adalah kulit biji, kemudian butir biji, dan lembaga.[7]
Jenis
Padi
Dalam peradaban manusia, padi adalah salah satu jenis tanaman budi daya yang paling penting. Tidak semua jenis padi dibudidayakan, beberapa genus padi dapat tumbuh secara liar. Di dunia, produksi padi merupakan yang terbanyak setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber karbohidrat yang paling utama bagi sebagian besar penduduk di dunia.[8] Padi yang telah diolah disebut sebagai beras.[9] Penduduk di daerah tropika menjadikan padi dari hasil sawah sebagai makanan pokok.
Jagung
Jagung merupakan salah satu serealia yang dijadikan sebagai bahan makanan pokok.[10] Penduduk di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Sementara negara-negara lain di dunia menjadikan jagung sebagai pakan ternak yang utama. Beberapa penduduk dari daerah di Indonesia juga menjadikan jagung sebagai sumber karbohidrat utama, seperti di Pulau Madura dan Nusa Tenggara Timur.
Gandum
Gandum merupakan salah satu tanaman dalam kelompok padi-padian dengan kandungan karbohidrat yang tinggi. Produk gandum yang paling umum adalah tepung terigu. Gandum juga digunakan sebagai pakan ternak. Hasil fermentasi dari gandum juga digunakan sebagai bahan pembuatan alkohol. Gandum memiliki biji berbentuk opal. Diameter biji gandum antara 2–3 mm dengan panjang antara 6–8 mm. Lapisan biji gandum terbagi tiga, yaitu bagian kulit, endosperma, dan lembaga. Gandum bertekstur keras sama dengan jenis serealia lain pada umumnya.[11]
Spesies gandum sulit dibedakan karena memiliki genetika yang kompleks. Penamaannya juga sulit karena jumlah spesiesnya yang banyak. Terdapat sedikitnya 23 spesies gandum yang sudah dapat dibedakan satu sama lain. Skema penamaan gandum dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu penamaan sederhana dan penamaan berdasarkan kekerabatan genetik.[12]
Keunggulan gandum dibandingkan dengan jenis serealia lainnya adalah memiliki gluten. Namun kekurangannya ada pada lokasi penanaman. Gandum hanya tumbuh di dataran tinggi tropis dengan iklim tropika yang kelembapannya rendah. Pada kelembapan yang tinggi, gandum mudah terserang penyakit tanaman terutama penyakit karat, hawar, dan kudis.[13]
Jawawut
Jawawut merupakan jenis serealia yang bijinya berukuran kecil.[14] Biji jawawut mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh manusia. Jawawut sangat subur sehingga mampu tumbuh di lahan berbatu. Pertumbuhannya juga tidak memerlukan banyak bantuan pemupukan dan pestisida.[15] Jawawut dapat tumbuh hanya dengan kebutuhan air yang sedikit pada lahan kering. Kebutuhan airnya hanya 25% dari total curah hujan.[16] Jawawut merupakan salah satu sumber karbohidrat.[17]
Sorgum
Sorgum asalnya tumbuh di Afrika.[18] Keunggulan sorgum dibandingkan tanaman palawija lainnya adalah mampu beradaptasi di lingkungan yang mengalami kekeringan.[19] Sorgum juga mengandung banyak nutrisi dan tidak memerlukan pemupukan yang banyak agar dapat tumbuh dengan subur.[20] Kandungan karbohidrat di dalam sorgum lebih banyak dibandingkan dengan gandum. Namun lebih rendah dibandingkan dengan padi dan jagung.[20] Nilai karbohidratnya bergantung kepada varietas dan lahan pertanamannya. Namun secara umum nilainya adalah 73%. Sorgum juga memiliki kandungan lemak sebesar 3,5% dan protein sebesar 10%.[21] Penduduk di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara menjadikan sorgum sebagai makanan pokok. Sementara negara-negara lain di dunia menjadikannya sebagai pakan ternak.
Jali
Jali adalah tanaman asli Asia. Penyebarannya di India, Tiongkok, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia. Kandungan protein pada jali lebih tinggi dibandingkan dengan padi, gandum, sorgum, dan jagung. Nilainya berkisar antara 14–20%. Namun, kandungan karbohidrat di dalam jali lebih rendah dibandingkan serealia lainnya. Nilainya hanya 67–76%.[22] Jali biasanya digunakan untuk pembuatan bir dan malt. Fungsi lainnya sebagai pakan ternak. Jali ditanam pada daerah yang kering atau dingin bersama dengan gandum.
Milet
Milet adalah gabungan dari berbagai serealia berbiji kecil. Di Asia Selatan dan Afrika, milet dijadikan sebagai makanan pokok. Milet juga dapat dijadikan pakan bagi burung peliharaan.
Haver
Haver mengandung biji.[23] Ketika separuh dari malai telah keluar dari pelepah daunnya, maka haver memasuki umur berbunga.[24] Fase pertumbuhan pada haver sama dengan jenis serealia yang lainnya. Waktu pertumbuhan bergantung kepada varietas, unsur hara, suhu, dan kelembapan. Faktor lainnya adalah hama dan penyakit tanaman.[25] Haver biasanya tumbuh secara liar di sekitar tanaman serealia lainnya.[26]
Haver dapat mengandung racun akibat keberadaan kapang dari spesies Peniccillium citrinum dan Peniccillium viridicatum. Kedua kapang ini menghasilkan mikotoksin berupa citrinin.[27] Haver dapat digunakan sebagai beras non-padi dengan diolah menjadi tepung.[28] Pada masa kuno, haver merupakan makanan pokok bagi penduduk di wilayah Skotlandia. Haver pernah menjadi makanan pokok setelah masa perang di dunia yang mengurangi jumlah komoditas beras. Setelahnya, haver menjadi pakan bagi ternak.
Gandum hitam
Gandum hitam cocok untuk ditanam di tempat beriklim dingin.
Triticale
Triticale merupakan hasil persilangan antara gandum dan gandum hitam. Dari segi bentuk, triticale mirip dengan gandum hitam.
Gandum kuda
Gandum kuda merupakan makanan penduduk di Eropa dan Asia. Penggunaannya sebagai bahan pembuatan dari beragam jenis kue dadar. Gandum hitam biasa dicampur dengan gandum yang digiling kasar.
Fonio
Fonio adalah makanan pokok di beberapa negara di Afrika. Fonio umumnya ditemukan di Afrika Barat.
Kinoa
Kinoa termasuk jenis serealia semu yang langka. Tanaman ini hanya tumbuh di Andes.
Pembudidayaan
Serealia dibudidayakan di seluruh wilayah di dunia dalam skala besar-besaran.[6] Cara memperbanyak tanaman serealia juga melalui penanaman biji. Tanaman serealia dapat tumbuh di lahan basah.[4] Serealia juga dapat dibudidayakan di lahan kering.[29] Pembudidayaan serealia sama pada semua jenis tanamannya. Serealia masuk sebagai jenis tanaman semusim. Budidayanya dilakukan sekali tanam sekali panen.[30]
Jenis serealia yang pertama kali dibudidayakan oleh manusia adalah gandum. Pembudidayaan gandum bersamaan dengan dimulainya kegiatan bercocok tanam dan beternak oleh manusia.[31] Pembudidayaan gandum lebih awal dibandingkan dengan padi dan jagung. Karena itu, sedikitnya 40 negara menjadikan gandum sebagai makanan pokok.[32]
Sementara tanaman lain seperti sorgum hanya dibudidayakan oleh beberapa negara khususnya Amerika Serikat, Argentina, Nigeria, Ethiopia, Sudan, dan India. Khusus di Amerika Serikat, sorgum hanya dijadikan sebagai pakan ternak.[19] Keragaman genetik yang paling banyak untuk sorgum berada di Ethiopia dan negara-negara di sekitarnya.[18]
Sebelum padi menjadi makanan pokok di Asia Timur dan Asia Tenggara, jawawut dijadikan sebagai makanan pokok penduduknya.[33] Budidaya tanaman jawawut dilakukan oleh banyak negara di Afrika dan beberapa negara di Asia.[34]
Ada pula jenis serealia yang dibudidayakan secara terbatas, yaitu jali. Jali hanya dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis, khususnya di India, Tiongkok, Malaysia, Filipina, Thailand dan Mediterania. Spesies jali yang memiliki kulit yang keras hanya dibudidayakan untuk pembuatan aksesori. Sementara jali yang tumbuh liar dianggap sebagai gulma.[35]
Kandungan gizi
Karbohidrat
Kandungan karbohidrat dalam tanaman-tanaman serealia sangat berlimpah.[36] Biji tanaman dalam kelompok serealia dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat.[4] Sebagian besar serealia dari kelompok padi-padian memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Beberapa di antara padi-padian ini adalah beras, jagung, gandum, sorgum, barli, gandum hitam dan haver.[37] Sorgum menjadi salah satu sumber karbohidrat pengganti beras.[38]
Protein
Kadar protein pada jenis serealia ditentukan oleh jenis varietas, lingkungan dan kondisi pertumbuhan. Nilai kadar protein pada serealia antara 8–16%. Sementara daya cerna terhadap protein serealia adalah antara 80–90%. Peningkatan daya cerna akan terjadi selama proses penggilinganm dekortikasi, fermentasi atau perkecambahan. Meskipun daya cerna serealia terhitung baik, tetapi terdapat ketidakseimbangan komposisi pada asam amino esensialnya. Pembatasan asam amino pada serealia umumnya adalah lisin. Namun pada jagung, pembatasnya adalah triptofan. Sementara sebagian besar lainnya memiliki pembatas berupa treonin.
Lemak
Serealia umumnya memiliki kandungan lemak yang sangat sedikit. Letak lemak hanya pada bagian lembaga. Namun, serealia memiliki asam lemak dengan asam lemak esensial dan asam linoleat yang berlimpah. Kandungan asam lemak sensial dan asam linoleat sebanyak 30–60%. Kondisi ini membuat serealia tidak memiliki asam lemak jenuh dan sedikit pitosterol. Lemak di dalam serealia dibedakan menjadi lemak polar dan lemak non-polar. Secara umum, 95% dari lemak nonpolar pada serealia adalah trigliserida.[39]
Serat dan pati
Penelitian mengenai serealia menyimpulkan bahwa serealia mengandung serat. Jenis seratnya adalah serat larut dan serat tak larut.[40] Di dalam serealia banyak terkandung pati.[41] Pada serealia, ukuran pati lebih kecil dibandingkan pada pati umbi-umbian dan kacang-kacangan.[42]
Vitamin, air dan mineral
Serealia mengandung vitamin B.[43] Namun, kandungannya lebih rendah dibandingkan dengan kedelai.[44] Kandungan air pada benih tanaman serealia kurang dari 15%.[45] Mineral utama yang terdapat pada serealia adalah magnesium dan kalium.[46]
Sterol nabati
Serealia juga mengandung senyawa bioaktif bernama sterol nabati. Senyawa ini dapat memengaruhi metabolisme hormon yang terdapat di dalam usus.[47]
Manfaat
Pangan dan pakan
Serealia adalah satu satu jenis bahan pangan hasil pertanian.[48] Peran serealia pada bahan makanan adalah sumber protein nabati.[49] Selain itu, serealia menghasilkan serat pangan, khususnya dari beras, jagung dan gandum. Jenis serat pangan pada serealia meliputi selulosa, hemiselulosa, substansi pektat dan glikoprotein.[50]
Jenis serealia yang dijadikan sebagai pangan utamanya padi, gandum dan jagung. Sementara jenis serealia lainnya dijadikan sebagai makanan ternak karena bijinya dapat menciut.[51] Jenis serealia yang dapat dijadikan sebagai pakan adalah jawawut dan milet. Kedua jenis serealia ini menjadi pakan bagi burung yang mampu berkicau.[52]
Produk yang dihasilkan oleh serealia dapat produk kering seperti pasta dan makaroni. Ada pula produk hasil fermentasi dari serealia yaitu roti.[53] Serealia juga dapat menggantikan daging merah dalam menu diet. Namun, serealia harus dibuat sebagai makanan difortifikasi.[54] Beberapa negara berkembang di dunia menggunakan serealia sebagai satu-satunya sumber karbohidrat bagi pangan maupun pakan.[55]
Varietas mutan tanaman
Sereali merupakan kelompok tanaman yang paling banyak menghasilkan varietas mutan tanaman. Jenis yang paling banyak menghasilkan mutan adalah padi, barli dan gandum. Di Tiongkok dihasilkan telah dihasilkan sebanyak 106 varietas mutan sebagai bagian dari pemuliaan tanaman.[56]
Diet mediterania
Diet mediterania memasukkan serealia sebagai bagian dari pola makan. Dalam diet mediterania, porsi serealia hanya dimakan pada saat sarapan dan makan malam. Serealia dijadikan makanan diet bersama dengan sayuran, kacang-kacangan dan ikan.[57]
Hama
Biji-bijian pada serealia umumnya mengalami kerusakan akibat gangguan serangga. Kecepatan pengrusakan biji-bijian oleh serangga bergantung kepada peningkatan jumlah serangga. Serangga akan menambahkan kadar air pada biji-bijian serealia yang mempercepat pertumbuhan mikroba. Mikroba ini kemudian mempercepat kerusakan biji-bijian.[58] Jenis serangga yang menjadi hama bagi biji-bijian serealia adalah kumbang, ngengat dan tungau.[59]
Ada pula mikroba yang dapat hidup di serealia dan menjadi perusaknya yaitu Bacillus cereus.[60] Jenis mikroba lainnya yang juga merusak serealia adalah Aspergillus flavus. Mikroba ini adalah kapang yang menyerang serealia ketika masih masa penanaman di ladang maupun ketika serealia sudah berada di tempat penyimpanan. Pada jagung yang akan dipanen, Aspergillus flavus menghasilkan racun yang disebut aflatoksin yang dapat membahayakan kesehatan.[61]
Lembaga-lembaga penelitian
Lembaga Penelitian Padi Internasional
Lembaga Penelitian Padi Internasional didirikan di Los Baños, Laguna dalam wilayah negara Filipina. Tujuannya sebagai lembaga filantropi yang dikhususkan untuk penelitian tentang tanaman padi dan tahapan produksi padi. Nota kesepahaman pendirian Lembaga Penelitian Padi Internasional ditandatangani oleh Pemerintah Filipina dan Yayasan Rockfeller Ford di Los Baños, Laguna pada tanggal 9 Desember 1959. Sejak tahun 1972, Lembaga Penelitian Padi Internasional memperoleh dukungan dari Lembaga Konsultasi Penelitian Pertanian Internasional.[62]
Pusat Penelitian Internasional untuk Perbaikan Jagung dan Gandum
Pusat Penelitian Internasional untuk Perbaikan Jagung dan Gandum adalah organisasi nirlaba internasional yang dikhusukan untuk penelitian jagung, gandum, dan triticale di seluruh dunia. Kantor pusatnya berada di Kota Meksiko. Fokus utamanya adalah peningkatan produktivitas sumber daya pertanian di negara-negara berkembang. Pusat Penelitian Internasional untuk Perbaikan Jagung dan Gandum juga memperoleh dukungan dari Lembaga Konsultasi Penelitian Pertanian Internasional.[63]
Lembaga Penelitian Internasional untuk Tanaman Tropika Kering
Lembaga Penelitian Internasional untuk Tanaman Tropika Kering adalah lembaga penelitian dan pengembangan khusus untuk tanaman-tanaman pada iklim semi-kering. Fokus penelitiannya pada ketidakteraturan pola iklim, degradasi lahan dan kelangkaan air bersih. Kegiatan-kegiatan lembaga ini meliputi perbaikan analisis variabilitas iklim. Lembaga Penelitian Internasional untuk Tanaman Tropika Kering juga membuat proyek-proyek yang bertujuan mengatasi degradasi lahan dan kelangkaan air bersih. Lembaga ini juga mengadakan perbaikan di bidang manajemen tanaman dan pemuliaan tanaman.[64]
Produksi
Tabel berikut menunjukkan produksi tahunan serealia utama pada tahun 1961[65] dan 2005. Isinya disusun berdasarkan produksi tahun 2005.[66] Semua, selain gandum kuda dan kinoa adalah serealia sejati.
Biji-bijian | 2005 (Metrik Ton) | 1961 (Metrik Ton) | Jenis pemanfaatan, cara produksi, dan lokasi pertanaman |
---|---|---|---|
Jagung | 711.762.871 | 205.004.683 | Makanan pokok penduduk Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika, serta pakan ternak utama di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia menjadi sumber karbohidrat utama warga sebagian Pulau Madura dan Nusa Tenggara Timur. |
Gandum | 630.556.602 | 222.357.231 | Serealia utama di daerah beriklim sedang. |
Padi[67] | 621.588.528 | 284.654.697 | Makanan pokok penduduk daerah tropika. |
Jelai | 139.220.431 | 72.411.104 | Umum digunakan untuk pembuatan bir, malt, dan pakan ternak. Biasanya ditanam di daerah yang terlalu kering atau dingin untuk gandum. |
Sorgum | 59.722.088 | 40.931.625 | Makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara; dan populer sebagai pakan ternak di berbagai tempat di dunia. |
Milet | 30.302.450 | 25.703.968 | Gabungan dari berbagai serealia berbiji kecil. Makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika; juga sebagai sumber pakan burung peliharaan. |
Haver | 24.032.521 | 49.588.769 | Dahulu adalah makanan pokok orang-orang Skotlandia dan populer sebagai makanan ternak. Pernah populer sebagai makanan pengganti beras pada masa setelah perang. |
Gandum hitam | 15.202.142 | 35.109.990 | Cocok untuk ditanam di tempat beriklim dingin. |
Triticale | 12.962.777 | 0 | Hibrida gandum dan gandum hitam, bentuknya cenderung mirip dengan gandum hitam. |
Buckwheat | 2.127.823 | 2.478.596 | Dimakan di Eropa dan Asia. Kegunaan utamanya, sebagai bahan bermacam-macam kue dadar dan groats (gandum yang digiling kasar). |
Fonio | 284.578 | 178.483 | Makanan pokok di beberapa tempat di Afrika, terutama Afrika Barat. |
Kinoa | 58.443 | 32.435 | Serealia semu yang langka, tumbuh di Andes. |
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company.
- ^ Rai 2018, hlm. 64.
- ^ Rai 2018, hlm. 63.
- ^ a b c Aimanah dan Vandalisna 2019, hlm. 52.
- ^ Rai 2018, hlm. 55.
- ^ a b c Edy (2022). Susapti, Peni, ed. Pengantar Teknologi Budidaya Tanaman Serealia. Makassar: PT. Nas Media Indonesia. hlm. 1. ISBN 978-623-351-583-2.
- ^ Hubeis, M., dkk. (2021). Sari, Atika Mayang, ed. Daya Saing dan Prospek UMKM Pengolahan Pangan Lokal. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 42. ISBN 978-979-493-981-9.
- ^ Aimanah dan Vandalisna 2019, hlm. 139.
- ^ Tantalu, L., dkk. (2017). Rekayasa Pengolahan Produk groindustri. Malang: Media Nusa Creative. hlm. 109. ISBN 978-602-6397-80-5.
- ^ Alim, dkk. 2022, hlm. 73.
- ^ Aimanah dan Vandalisna 2019, hlm. 144.
- ^ Azrai Andayani dan Talanca, hlm. 46.
- ^ Praptana dan Hermanto 2016, hlm. x.
- ^ Cahyanti, dkk. 2021, hlm. 2.
- ^ Azrai, dkk. 2020, hlm. 2.
- ^ Azrai, dkk. 2020, hlm. 1.
- ^ Azrai, M., dkk. (2020). Tim Balitsereal dan Puslitbang Tanaman Pangan, ed. Teknologi Budidaya Tanaman Jewawut. Yogyakarta: CV. Cakrawala Yogyakarta. hlm. 50. ISBN 978-623-7362-15-9.
- ^ a b Zubair 2016, hlm. 5.
- ^ a b Zubair 2016, hlm. 2.
- ^ a b Zubair 2016, hlm. 1.
- ^ Herawaty, H., dkk. (2020). Sari, Atika Mayang, ed. Teknologi Berasan berbasis Pangan Lokal. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 16. ISBN 978-602-440-759-9.
- ^ Peneliti BB Pascapanen 2020, hlm. 38.
- ^ Rahmawati, A. P., dkk. (2021). Melangitkan Pengetahuan Gizi & Psikologi dengan Spiritualisasi Ilmu-Ilmu Modern (PDF). Bantul: Mata Kata Inspirasi. hlm. 79.
- ^ Andriani, A., dan Isnaini, M. (2011). "Morfologi dan Fase Pertumbuhan Gandum" (PDF). Balai Penelitian Tanaman Serealia. hlm. 92.
- ^ Andriani, A., dan Isnaini, M. (2011). "Morfologi dan Fase Pertumbuhan Gandum" (PDF). Balai Penelitian Tanaman Serealia. hlm. 82.
- ^ Paiman (2020). Yudono, Prapto, ed. Gulma Tanaman Pangan (PDF). Yogyakarta: Penerbit UPY Press. hlm. 165. ISBN 978-623-76680-9-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-09-12. Diakses tanggal 2023-06-18.
- ^ Sugiyono (2017). "Aplikasi Teknologi Pangan untuk Keamanan Pangan" (PDF). Proceedings of The 1st Pediatric Nutrition and Metabolic Update NutriMet. Ikatan Dokter Anak Indonesia: 54.
- ^ Damat, dkk. 2020, hlm. 5.
- ^ Alim, dkk. 2021, hlm. 109.
- ^ Widiastuti, Heni (2022). Produksi Roti Manis Unyil. CV. Mitra Cendekia Media. hlm. 2. ISBN 978-623-544-344-7.
- ^ Azrai Andayani dan Talanca, hlm. 41.
- ^ Praptana dan Hermanto 2016, hlm. ix.
- ^ Cahyanti, dkk. 2021, hlm. 5.
- ^ Azrai, dkk. 2020, hlm. 2-3.
- ^ Suyadi (2020). Jelai (Coix lacryma-jobi L.): Bahan Pangan Pokok Alternatif dan Fungsional (PDF). Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 78.
- ^ Nurmala 2003, hlm. 14.
- ^ Nurmala 2003, hlm. 12.
- ^ Peneliti BB Pascapanen 2020, hlm. 32.
- ^ Rahmi, Y., dan Kusuma, T. S. (2020). Ilmu Bahan Makanan. Malang: UB Press. hlm. 19. ISBN 978-623-296-088-6.
- ^ Maryoto, Agus (2019). Sulistiono, ed. Manfaat Serat bagi Tubuh. Semarang: ALPRIN. hlm. 23. ISBN 978-979-053-015-7.
- ^ Rahman 2018, hlm. 26.
- ^ Rahman 2018, hlm. 27.
- ^ Fayeldi, T., dan Nurhakim, S. (2012). Abdurohman, Dede, ed. Flora: Uniknya Beragam Tumbuhan di Dunia. Jakarta Timur: Bestari Kids. hlm. 45. ISBN 978-979-063-410-7.
- ^ Nurbaya, S. R., Azara, R., dan Agustini, I. (2021). Bunga Rampai Makanan Khas Malang Seri 1 (PDF). Penerbit FTP UP Press. hlm. 6. ISBN 978-623-96387-8-8.
- ^ Hariyadi, B. W., dkk. (2022). Dasar-Dasar Agronomi (PDF). Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia. hlm. 100.
- ^ Subroto, Muhammad Ahkam (2008). Real Food True Health. Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka. hlm. 17.
- ^ Shaw, Clare (2008). Kanker: Panduan Mengurangi Risiko Terkena Kanker dengan Mengatur Pola Makan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 15.
- ^ Mamuaja 2016, hlm. 41.
- ^ Mushollaeni, T. W., Tantalu, L., dan Sanny, R. (2019). Putri, Ronasari Mahaji, ed. Reduksi Sianida pada Biji Karet melalui Fermentasi (PDF). Malang: UNITRI Press. hlm. 15. ISBN 978-623-92030-2-3.
- ^ Fauziyah, N., dan Rohmawati, I. N. Mulyo, Gurid Pramintarto Eko, ed. Snack Bar Tape Ketan Hitam Sumber Antisionin dan Serat Efektif Mengurangi Lingkar Pinggang (PDF). Bandung: Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. hlm. 29. ISBN 978-623-94390-6-4.
- ^ Ariani, Risa Panti (2018). Preservasi Makanan Lokal. Depok: Rajawali Pers. hlm. 58. ISBN 978-602-425-363-9.
- ^ Astawan, M., dan Leomitro, A. (2009). Khasiat Whole Grain: Makanan Berserat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 4. ISBN 978-979-22-4803-6.
- ^ Rahayu, W. P., dan Nurwitri, C. C. (2019). Mikrobiologi Pangan. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 64. ISBN 978-602-440-877-0.
- ^ Tim Redaksi VitaHealth (2006). Seluk-beluk Food Supplement. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 69.
- ^ Fattah, Muhammad Hatta A. (2016). Mukjizat Herbal dalam Al-Qur'an Volume 3: Biji-Bijian dan Kacang-Kacangan. Jakarta Timur: Mirqat Word Centre. hlm. 14. ISBN 978-602-6866-15-8.
- ^ Soeranto, H (2003). "Peran Iptek Nuklir dalam Pemuliaan Tanaman untuk Mendukung Industri Pertanian" (PDF). Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir: 309. ISSN 0216-3128.
- ^ Muhammad, Harry Freitag Luglio (2021). Diet Mediterania: Teori dan Aplikasi bagi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 44. ISBN 978-602-386-946-6.
- ^ BPOM 2004, hlm. 1.
- ^ BPOM 2004, hlm. 4.
- ^ Mamuaja 2016, hlm. 50.
- ^ Rahayu, W. P., dan Nurwitri, C. C. (2022). Mikrobiologi Pangan Edisi Revisi. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 127. ISBN 978-623-467-006-6.
- ^ "Persetujuan Pengakuan Status Hukum Internasional atas Lembaga Penelitian Padi Internasional". Indonesia Regulation Database. Bagian Pembukaan lembar ke-1.
- ^ Skovmand, B., Varughese, G., dan Rettel, G. P. (1992). Wheat Genetic Resources at CIMMYT: Their Preservation, Enrichment, and Distribution (PDF) (dalam bahasa Inggris). Meksiko. Lembar kedua. ISBN 968-6127-66-6.
CIMMYT is an internationally funded, nonprofit scientific research and training organization. Readquartered in Mexico, the Center is engaged in a worldwide research program for maize, wheat, and triticale, with emphasis on improving the productivity of agricultural resources in developing countries. It is one of 16 nonprofit international agricultural research and training centers supported by the Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR)
- ^ "Strategi ICRISAT bagi Perubahan Iklim dan Disertifikasi" (PDF). The International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applica. 21 September 2007.
- ^ 1961 adalah data statistik tahun paling awal yang dimiliki oleh FAO.
- ^ FAO. "ProdSTAT". FAOSTAT. Diakses tanggal 2006-12-26.
- ^ Data adalah untuk padi sawah
Daftar pustaka
- Aimanah, U., dan Vandalisna (2019). Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. ISBN 978-602-6367-54-9.
- Alim, N., dkk. (2022). Karim, Abdul, ed. Pengelolaan Lahan Kering (PDF). Yayasan Kita Menulis. ISBN 978-623-342-459-2.
- Azrai, M., Andayani, N. N., dan Talanca, A. H. "Asal Usul dan Taksonomi Tanaman Gandum" (PDF). Balai Penelitian Tanaman Serealia.
- Azrai, M., dkk. (2020). Teknologi Budidaya Tanaman Jewawut (PDF). Yogyakarta: CV. Cakrawala Yogyakarta. ISBN 978-623-7362-15-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-07-31. Diakses tanggal 2023-06-18.
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (2004). Cara Iradiasi yang Baik untuk Membasmi Serangga pada Biji-bijian Serealia (PDF). Jakarta: Direktorat Standardisasi Produk Pangan. ISBN 979-98509-1-6.
- Cahyanti, R. E., dkk. (2021). Jumadi, O., dkk., ed. Budidaya dan Karakterisasi Hama Penyakit pada Tanaman Jawawut (Setaria italica) (PDF). Makassar: Penerbit Jurusan Biologi FMIPA UNM. ISBN 978-623-94869-4-5.
- Damat, D., dkk. (2020). Teknologi Proses Pembuatan Beras Analog Fungsional (PDF). Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. ISBN 978-979-796-539-6.
- Mamuaja, Christine F. (2016). Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan (PDF). Manado: Unsrat Press. ISBN 978-979-3660-48-6.
- Nurmala, Tati (2003). Serealia: Sumber Karbohidrat Utama. Jakarta: PT Rineka Cipta. ISBN 979-518-743-0.
- Peneliti BB Pascapanen (2020). Buku Saku Bahan Pangan Potensial untuk Anti Virus dan Imun Booster (PDF). Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. ISBN 978-979-1116-58-9.
- Praptana, R. H., dan Hermanto (2016). Gandum: Peluang Pengembangan di Indonesia (PDF). Bogor: IAARD Press. ISBN 978-602-344-109-9.
- Rahman, Syamsul (2018). Teknologi Pengolahan Tepung & Pati Biji-Bijian Berbasis Tanaman Kayu (PDF). Sleman: Deepublish. ISBN 978-623-7022-42-8.
- Rai, I Nyoman (2018). Dasar-Dasar Agronomi (PDF). Percetakan Pelawa Sari. ISBN 978-602-8409-68-1.
- Zubair, Anas (2016). Rachmadi, Meddy, ed. Sorgum: Tanaman Multi Manfaat (PDF). Bandung: Unpad Press. ISBN 978-602-6308-93-1.
Pranala luar
- (Inggris) Situs web Homegrown Cereals Authority Diarsipkan 2014-02-09 di Wayback Machine.
- (Inggris) Situs web Balitsereal Diarsipkan 2014-10-22 di Wayback Machine.
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.