LRT Bali | |
---|---|
Info | |
Pemilik | Pemprove Bali dan Pemerintah Pusat |
Wilayah | Denpasar, Bali |
Jenis | Angkutan cepat |
Jumlah jalur | 1 (rencana) |
Jumlah stasiun | 5 (rencana)[1] |
Situs web | https://www.instagram.com/bali_urbansubway/ |
Operasi | |
Akan dimulai | TBA |
Panjang kereta | Belum ditentukan. |
Teknis | |
Panjang sistem | TBA |
LRT Bali akan mulai dibangun dengan Tahap 1A, menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Sunset Road. Rute ini akan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Pura Desa Adat, Central Park, dan Sunset Road. Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar 876 juta dollar AS atau Rp 14,19 triliun, dengan panjang lintasan sekitar 6,04 kilometer.[1][2]
Rute dan Stasiun
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menjelaskan bahwa rute awal ini akan melewati lima stasiun: Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Pura Desa Adat, Central Park, dan Sunset Road."Untuk rutenya dari Bandara Ngurah Rai sampai ke Sunset Road, melewati rencana 5 stasiun," ujarnya. Proyek LRT Bali pada akhirnya akan meliputi total panjang lintasan 27 kilometer, yang akan menghubungkan Canggu di Kuta Utara dan Mengwi di Kabupaten Badung.
Tahap 1A
Pada tahap 1A, LRT Bali direncanakan memiliki lintasan sepanjang 6,04 kilometer yang membentang dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga kawasan Sunset Road.[2] Jalur ini akan memiliki lima stasiun pemberhentian, yaitu:
- Bandara Ngurah Rai
- Kuta
- Pura Desa Adat
- Central Park
- Sunset Road
Pendanaan dan Pembangunan
Proyek ini baru menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study/FS) dan masih memerlukan proses perencanaan dan penyiapan pendanaan. Pemerintah Provinsi Bali akan menjadi pemegang saham mayoritas proyek LRT Bali dengan 51 persen saham, sementara pemerintah pusat memegang 49 persen saham.[2] Skema pendanaan dapat dilakukan melalui berbagai opsi, termasuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). "Pemerintah pusat memberikan kesempatan ke Pemprov Bali untuk mengkaji berbagai alternatif pendanaan," tutur Risal.
Manfaat dan Dampak
Pembangunan LRT Bali diharapkan dapat mengatasi kemacetan yang semakin parah di Bali, terutama dengan peningkatan jumlah wisatawan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa jika tidak ada upaya pengembangan transportasi massal, Bandara Ngurah Rai akan menghadapi kemacetan parah pada tahun 2026 dengan perkiraan penumpang mencapai 24 juta.[1] "Pada jam-jam tertentu itu terjadi kemacetan luar biasa di Bali, terutama dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke wilayah Kuta sampai Canggu," ungkap Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra. LRT Bali diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kemacetan di Bali, dengan fase pertama menghubungkan Bandara Ngurah Rai ke Seminyak melalui Central Park. Pembangunan LRT Bali diperkirakan memakan waktu tiga hingga empat tahun.
Lihat Pula
Referensi
- ^ a b c "Rute LRT Bali Tahap 1A Sepanjang 6 Km". kompas.com. Diakses tanggal 2024-08-02.
- ^ a b c "LRT Bali Segera Dibangun, Ini Bocoran Investasi dan Rutenya". ekonomi.bisnis.com. Diakses tanggal 2024-08-02.
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.