Bisa atau zootoksin (secara harfiah "racun hewan") adalah semua jenis toksin yang digunakan oleh beberapa kelompok spesies hewan, untuk keperluan pertahanan dan berburu mangsa. Bisa dibedakan dengan racun dengan pengertian bahwa bisa adalah toksin biologis yang disuntikkan oleh bagian tubuh tertentu, seperti gigi taring atau sengat, untuk menimbulkan efek terhadap sasaran, sedangkan racun adalah toksin biologis yang terdapat dalam suatu bagian tubuh tertentu dari hewan, yang diserap melalui lapisan epitel (baik dari usus maupun melalui kulit). Hewan-hewan yang memiliki bisa antara lain: ular, laba-laba, lipan, kalajengking, katak panah beracun, komodo, iguana, semut tomcat, lebah, dan tawon.
Racun bisa membunuh melalui aksi setidaknya empat kelas utama toksin, yaitu necrotoxins dan cytotoxins, yang membunuh sel; neurotoksin, yang memengaruhi sistem saraf; miotoksin, yang merusak otot; dan hemotoksin yang mengganggu pembekuan darah.
Bisa ular umumnya mengandung fosfolipase A2, sejenis enzim yang memicu proses lisis pada senyawa fosfolipid, sehingga bersifat toksik terhadap membran sel.
Burung dari genus Pitohui saat ini merupakan satu-satunya burung yang diketahui memiliki bisa atau racun di bulu dan kulitnya. Bisa ini hanya menimbulkan rasa geli hingga mati rasa pada kulit.[1]
Lihat pula
Referensi
- ^ Hooded Pituhoi. Aquarium of the Pacific.
Konten ini disalin dari wikipedia, mohon digunakan dengan bijak.